DZIKIR, ‘ZAT ADIKTIF’ DARI LANGIT

admin111
admin111
3 Min Read

Oleh : Abah Jagat Al Khoolish

DZIKIR itu ‘zat adiktif’ yang diturunkan dari langit. Mengamalkan DZIKIR secara kontinum akan kecanduan mengamalkannya lagi dan lagi.
.
Mulanya banyak yang tak suka. Tak sedikit mencerca. Menghina pengamalnya seorang gila, seorang riya.
.
.
Hanya yang memaksa bisa-lah yang akhirnya dibisakan jatuh cinta DZIKIR dan merasakan nikmatnya ber-DZIKIR. Rasa yang membuat bahagia. Ketagihan.
.
.
Bagi yang memaksa bisa, lama-lama akan terbiasa. Keterbiasaan itu menjadi kebiasaan. Dari kebiasaan itu memantik rasa suka, yang melahirkan kebutuhan menikmati perasaan bahagia, kenikmatan yang ingin dinikmati secara berulang-ulang. Dari mana datangnya kenikmatan itu?
.
.
Rasa nikmat itu datang dari sebuah zat, sebuah hormon, yang dirangsang keluar oleh sesuatu. Hormon endorfin namanya. Yaitu, jenis hormon, senyawa kimia di tubuh yang memproduksi rasa gembira, zat yang melahirkan sensasi rasa senang di hati dan pada saat yang sama bisa menyembuhkan luka hati, menurukan tekanan mental (stress).
.
.
Semakin hormon endorfinnya melimpah, semakin tenang dan senang hidupnya. Nah, gerak DZIKIR, irama suara DZIKIR, terbukti bisa merangsang lahirnya hormon endorfin dalam jumlah yang melimpah. Semakin banyak DZIKIR-nya semakin melimpah-ruah cadangan hormonnya, semakin riang gembira perasannya, pikirannya.
.
.
Karena merasakan nikmatnya maka ingin dilakukannya berulang-ulang. Lagi dan lagi. Inilah awal mula kecanduan, jadilah DZIKIR senyawa kimia yang membuat seseorang kecanduan. Jadilah DZIKIR tak ubah zat adiktif. Reaksi adiksinya seperti orang-orang yang menggunakan Narkoba. Bedanya, obat-obat terlarang itu merangsang dengan paksa, oleh karenanya membahayakan jiwa-raga, lahirnya kelenjar hormon endorfin. Karena merasakan enaknya, merasakan ekstase, fly, maka ketagihan mengkonsumsinya.
.
Ketahuilah, tidak perlu Narkoba untuk menemukan kebahagiaan, mengusir kesedihan dan kecemasan. Gerak, suara, dan irama DZIKIR seperti diajarkan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi Wasallam terbukti nyata bisa memantik bahkan melahirkan hormon sumber ketentraman dan kebahagiaan hati. Kalam Guru Sufi Agung Syeikh Muhammmad Abdul Gaos: “Kita harus bahagianya ya hanya oleh DZIKIR, tidak oleh yang lain-lain.”
.
.
Bagi yang belum, segera cari tahu bagaimana caranya agar DZIKIR-nya bekerja mengeluarkan senyawa kimia rasa bahagia. Mulanya, semua wajib memaksa bisa, agar terbiasa. Setelah terbiasa akan terasa, pandai merasa, menemukan sensasi rasa bahagia dengannya. Rasa bahagia dari NAMA yang di-DZIKIR-kan, yang diucapkan di mulut dan yang diingat di hati.
.
.
Hidup slalu bahagia, hidup luar biasa: kehidupan pecandu Kesucian Jiwa. Pecandu yang biasanya tertarik jadi pengedar, yang biasanya juga jadi bandar dan mafia Kesucian Jiwa. Orang-orang yang memiliki kepekaaan dan ketajaman rasa: senang, senang dan pandai menyenangkan orang lain.

Salam sayang,
Abah Jagat 21

 

- Advertisement -
Share This Article
Leave a comment