oleh: K.H. Luqman Kamil Ashiddiq, S.Pd.I.
(Wakil Talqin Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul dari Cimahi)
Talqin dzikir merupakan proses inti dalam tarekat, khususnya dalam Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) di Suryalaya. Lebih dari sekadar mengucapkan lafal, talqin adalah penanaman benih zikir (kalimat Laa ilaaha illallaah) ke dalam ruh seorang murid oleh Guru Mursyid atau wakilnya, yang bertujuan untuk membersihkan hati (tashfiyatul qulub) dan mensucikan jiwa (tazkiyatun nufus) sehingga mencapai kedekatan dan ma’rifat kepada الله SWT.
Proses talqin dzikir ini diibaratkan sebagai bimbingan batin (tarbiyatul batin) yang merupakan tahapan awal bagi seorang hamba untuk bisa mengenal Tuhannya (ma’rifat Rabb), sebagaimana perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah: “Jika bukan karena bimbingan Tuhanku, maka aku tidak akan pernah mengenal Tuhanku.” Talqin dzikir adalah kunci untuk membuka pintu kebahagiaan sejati.
Tujuan dan Hakikat Talqin Dzikir
Talqin dzikir memiliki hakikat dan tujuan utama yang sangat mendalam, di antaranya:
- Pembersihan Jiwa (Tazkiyatun Nufus): Dzikir yang ditalqinkan berfungsi sebagai alat pembersih yang dahsyat, membersihkan segala noda dan kotoran dosa yang melekat pada diri, membuat jiwa kembali suci layaknya bayi yang baru lahir.
- Makrifat dan Keridaan الله: Tujuan tertinggi dari amaliah dzikir adalah Ilahi Anta Maqsudi wa Ridhoka Mathlubi (Tuhanku, hanya Engkaulah yang kumaksud dan hanya keridaan-Mu-lah yang kucari), yang merupakan cita-cita tertinggi (himmatul ‘aliyah) dalam beribadah, melampaui sekadar mengejar surga atau menghindari neraka.
Komponen Utama dalam Amaliah Dzikir
Dalam TQN Suryalaya Sirnarasa, zikir dibagi menjadi dua: Dzikir Jahr (diucapkan keras dengan lisan) dan Dzikir Khafi (zikir tersembunyi/dalam hati). Pelaksanaan zikir yang istiqamah dan berkesinambungan (dawam dzikir) akan melahirkan buah-buah (natijah) yang bermanfaat bagi seorang murid, di antaranya:
- Himmatul ‘Aliyah (Cita-cita Luhur): Perubahan motivasi ibadah menuju keridaan الله.
- Jami’us Syathati (Mengumpulkan Persoalan yang Terpisah): Menenangkan hati dari berbagai masalah duniawi, sehingga melahirkan ketenangan (sukinah) dan solusi atas segala permasalahan.
- Miftahul Ghuyub (Kunci Hal-Hal Samar): Membukakan kemudahan di tengah kesulitan, mengubah kemarahan menjadi kesabaran, dan memampukan hamba menghadapi segala cobaan.
Dzikir ini akan mengantarkan seorang murid pada tahapan pensucian jiwa yang berproses secara bertahap, antara lain:
- Riyadhatun Nafsi (Melatih Diri): Proses melatih dan mendidik hawa nafsu agar terbiasa dalam ketaatan.
- Fana’ Fillah (Melebur Diri kepada الله): Tahapan hilangnya sifat-sifat buruk (tercela) dalam diri, yang kemudian diganti dengan sifat-sifat mulia, dan yang lebih mendalam adalah meleburnya kehendak diri (irodah) untuk mengikuti kehendak Guru Mursyid, yang kehendak Guru Mursyid pasti telah selaras dengan irodah الله SWT.
- Shofa’ul Qolbi (Kesucian Hati): Puncak dari proses zikir yang berkesinambungan, di mana hati menjadi bersih dan senantiasa ingat kepada الله.
Pentingnya Robithoh dan Dawam Dzikir
Kesuksesan dalam amaliah dzikir dan perjalanan spiritual sangat bergantung pada dua hal:
- Robithoh (Ikatan Hati) dan Fana’ kepada Guru: Mengingat dan membayangkan wajah Guru Mursyid saat berzikir adalah adab penting dalam tarekat. Dzikir yang dilakukan tanpa robithoh diibaratkan membersihkan diri sendiri secara mandiri. Sebaliknya, robithoh memastikan dzikir yang diamalkan menjadi lebih kuat dan cepat mencapai tujuannya, karena seorang murid berzikir seolah-olah dalam bimbingan Guru Mursyid yang telah mencapai kesempurnaan.
- Dawam Dzikir (Kontinuitas Zikir): Keberhasilan bukan hanya pada kuantitas, tetapi pada keajegan dan kontinuitas zikir dalam setiap keadaan (ala kulli haalin). Dzikir harus dilakukan sesibuk apapun, karena ia adalah inti dari perjalanan spiritual yang akan membuka pintu kemenangan dan kebahagiaan di hadapan الله SWT.
Talqin dzikir, dengan bimbingan Guru Mursyid, adalah peta jalan spiritual (mapping spiritual) bagi para salik (penempuh jalan) untuk terus meningkatkan kualitas diri dan jiwa, hingga mencapai keridaan الله.
Disarikan dari: https://youtu.be/mFX91tQYasY?si=1yfGkFPSDayBz4H8