Oleh: K.H. Luqman Kamil Ashiddiq, S.Pd.I.
(Wakil Talqin Pangersa ABAH AOS dari Cimahi)
الله SWT berfirman :
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِى السِّلْمِ كَآفَّةً
“Wahai orang-orang yang beriman ! Masuklah ke dalam dinul Islam secara keseluruhan…” (QS. Al-Baqoroh / 2 : Ayat 208 )
وذلك لاءن الحقيقۃ بلا شريعۃ باطلۃ والشريعۃ بلا الحقيقۃ عاطلۃ وقال الاءمام مالك رضی الله عنه من تشرع ولم يتحقق فقد تفسق ومن تحقق ولم يتشرع فقد تزندق ومن جمع بينهما فقد تحقق .
“Dan sesungguhnya mengamalkan ibadah hakikat tanpa mengamalkan ibadah Syariat adalah Bathil (sia-sia/tidak disebut ibadah) dan mengamalkan ibadah syariat, tanpa mengamalkan ibadah hakikat adalah hampa (kosong/tidak bernilai).”
Berkata Imam Malik ra :
“BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU SYARIAT (FIQIH) SAJA TANPA MENGAMALKAN ILMU HAKIKAT ( THORIQOH ) PASTILAH AKAN MENJADI ORANG FASIQ.”
FASIQ >>> Keluar dari jalan yang benar karena tidak mau menerima satu ajaran agama Islam yang dilaksanakan oleh Rosululloh SAW yaitu ibadah rasa yang menjurus kepada Maqom Ihsan yang rukunnya hanya satu, yaitu :
ان تعبد ﷲ كاءنك تره .
BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU HAKIKAT (THORIQOH) SAJA TANPA MENGAMALKAN ILMU SYARIAT ( FIQIH ) PASTILAH AKAN MENJADI ORANG ZINDIQ.
ZINDIQ>>> pura-pura Iman, tapi hatinya menentang sehingga tidak mau melakukan semua kewajiban selaku orang yang beriman. Ibadahnya tidak mengikuti aturan syariat yang telah ditetapkan.
BARANGSIAPA MENGAMALKAN KEDUANYA ( ILMU THORIQOH DAN ILMU FIQIH ) PASTILAH MENEMUKAN HAL YANG BENAR.
BENAR>>> mau menerima dengan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan semua sunah Rosululloh SAW yang berupa qouliyah ( sabdanya ), fi’liyah ( perbuatannya ), qolbiyah ( pekerjaan hatinya ).
لأنَّ الطَّرِيقَ إلَى الحَقِّ تَعَالَى ظَاهِرٌ وَبَاطِنٌ ،
فَظَاهِرُهَا الشَّرِيعَةُ وَبَاطِنُهَا الحَقِيقَةُ
فَالشَّرِيعَةُ مُؤَيِّدَةٌ بِالحَقِيقَةِ وَالحَقِيقَةُ مُقَيَّدَةٌ بِالشَّرِيعَةِ ،
فَكُلُّ الشَّرِيعَةِ غَيْرُ مُؤَيَّدَةٌ بِالحَقِيقَةِ فَغَيْرُ مَقْبُولَةٍ وَكُلُّ حَقِيقَةٍ غَيْرُ مُقَيَّدَةٍ بِالشَّرِيعَةِ فَغَيْرُ مَقْبُولَةٍ أيْضًا .
Sesungguhnya jalan menuju الله SWT adalah Zhohir dan Bathin. Ibadah Zhohir disebut Syariat dan ibadah Bathin disebut Hakikat.
Ibadah Syariat harus dikuatkan (disempurnakan) dengan ibadah Hakikat, ibadah hakikat harus di ikat dengan ibadah syariat.
Setiap Ibadah Syareat yang tidak dikuatkan dengan ibadah Hakikat tidak akan diterima, ibadah hakikat yang tidak di-ikat dengan ibadah syariat juga tidak akan diterima.
Ibadah Syariat itu ibadah Badan.
Ibadah Hakikat itu ibadah Hati.
Dengan bimbingan dari Syeikh Mursyid melalui talqin dzikir, kedua ibadah ini ( ibadah badannya dan ibadah hatinya ) akan bisa bersinergi.
Semoga bermanfaat.
Salam Ikroman Wa Ta’zhiman Wa Mahabbatan,
Syarahan dari tulisan K.H. Rd. Budi Rahman Hakim Al Amiin, MSW., Ph.D.