Oleh: K.H. Luqman Kamil Asshiddiq, S.Pd.I.
(Wakil Talqin Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs dari Cimahi)
Tujuan mengamalkan Dzikir yang ditalqinkan supaya kita menjadi manusia “immortal, manusia yang tidak akan mengalami kematian, yang hidup selamanya. Kita hanya akan berpindah alam saja, berdasarkan sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW :
قَالَ النَّبَيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
المُؤْمِنُوْنَ لاَ يَمُوْتُوْنَ بَلْ يُنْقَلُوْنَ مِنْ دَارِ الفَنَاءِ إِلىَ دَارِ البَقَاءِ .
“Orang-orang yang beriman itu tidak mati, tetapi mereka itu dipindahkan dari alam yang fana ke alam abadi.”
الله SWT berfirman :
وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوٰتٌ ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ وَلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُونَ
“Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang gugur di jalan الله (mereka) mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al-Baqoroh /2 : Ayat 154 )
—————————————————–
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
“Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan الله itu mati , sebenarnya mereka itu hidup , di sisi Tuhannya mendapat rezki.” (QS. Ali ‘Imron/3: Ayat 169)
Bahkan para pengamal dzikir ini jika meninggal akan dimasukan ke dalam golongan syuhada karena matinya dalam keadaan syahid. Jika mati diperang kecil saja sudah syahid apalagi mati diperang akbar. Apa itu perang akbar? Perang akbar adalah perang melawan hawa nafsu.
Sebagaimana sabda Baginda Nabi SAW :
رَجَعْنَا مِنَ اْلجِهَادِ اْلأَصْغَرِ إِلَى الجِهَادِ الأَكْبَرِ فَقِيْلَ وَمَا جِهَادُ الأَكْبَر يَا رَسُوْلَ الله؟
فَقَالَ جِهَادُ النَّفْسِ
Kita telah kembali dari sebuah peperangan kecil menuju peperangan akbar. Lalu sahabat bertanya, “Apakah peperangan akbar itu wahai Rosululloh ? Rosul SAW menjawab,” jihad (memerangi) hawa nafsu.” [HR. BAIHAQI dari JABIR ra]
Dalam riwayat yang lain Rosul SAW bersabda :
أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ يُجَاهَدَ الرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ
“Jihad yang paling utama adalah seseorang yang berjihad melawan dirinya dan hawa nafsunya.” [HR. Ibnu An-Najjar dari Abu Dzarr al Ghifari, Abu Nu’aim dan Ad-Dailami].
Semoga bermanfaat.
Salam Ikroman Wa Ta’zhiman Wa Mahabbatan,
Syarahan dari tulisan K.H. Budi Rahman Hakim Al Amiin, MSW., Ph.D. (Abah Jagat Al Khoolish)