Oleh: K.H. Budi Rahman Hakim Al Amiin, MSW., Ph.D. (Abah Jagat Al Khoolish)
[Anggota tim Kedokteran Ruhani dr. Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra/Alumnus McGill University School of Social Work, Montreal, Kanada]
Kita sering merasa tidak enak badan, juga kita sering tidak enak hati. Tidak enak badan dan tidak enak hati itu dipastikan karena kita, disadari atau tidak, telah memasukkan sesuatu yang tidak dikehendaki badan; kita melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki –tidak sesuai dengan– hati (nurani).
Tidak enak badan dan tidak enak hati juga disebabkan karena kita, disadari atau tidak, memasukkan sesuatu tidak sesuai proporsinya –baik karena proporsinya kelebihan atau kekurangan.
Tidak enak badan tidak enak hati itu ibarat hidangan masakan. Masakan terasa tidak enak itu pasti karena salah resep masakan, atau, karena ada satu atau dua jenis bumbu masak yang dimasukkan tidak sesuai petunjuk proporsi resep masakan –baik karena porsinya kelebihan atau kekurangan. Contoh sederhananya: kebanyakan garam, keasinan; kebanyakan gula, kemanisan; kebanyakan cabai, kepedesan. Kurang bumbu, hambar; kurang air, kering; kurang api, mentah; kelamaan masak, gosong. Masakan tidak enak pilihannya dipaksakan makan, karena laper, tidak dimakan, atau bahkan dibuang.
Tidak enak badan tidak enak hati itu ibarat kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor tidak dienak dipakai itu pasti karena ada pemakaian kendaraan yang tidak sesusai aturan pakai, atau karena ada yang salah memasukkan jenis bahan bakar –mestinya mobil bensin dikasih solar– dan atau pelumasnya –salah jenis oli, kurang oli; atau karena ada sparepart yang sudah usang tidak diganti-ganti tapi dipaksakan dipakai. Ini semua bisa berujung pada kerusakan mesin skala besar bahkan permanen dan kendaraan bukan tidak enak lagi dipakainya tapi tidak bisa dipakai. Badan dan hati itu sering tidak enak, sekali lagi, dipastikan karena ada yang salah, ada yang tidak seharusnya masuk ke dalam tubuh dan atau hati.
Sesuatu yang salah dan tidak seharusnya masuk ke badan itu, misalnya, bila terus dipaksa masuk akan merusak fungsi organ-organ di dalamnya. Kebanyakan mengkonsumsi gula akan merusak organ pankreas, karena overload, tidak bisa menjalankan fungsinya, muncullah penyakit gula. Kekurangan mengkonsumsi air ke tubuh akan mengganggu fungsi ginjal. Organ ginjal yang kekeringan merusak fungsi ginjal sebagai mesin pencuci darah. Penderita gagal ginjal mesti cuci darah dengan bantuan mesin. Dan masih banyak lagi. Dan kalau dilakukan pembiaran, badan pun tak kuasa lagi menyangga kehidupan, kita terpaksa atau dipaksa keluar dari badan.
Ucapan, tindakan dan perbuatan yang salah dan tidak sesuai hati (nurani), bila terus dipaksakan, akan merusak fungsi spiritual hati, sebagai sumber cahaya yang menerangi, menuntun kita ke jalan yang benar. Hati yang rusak, karena sering tidak mendengar (kata) hati, membuat kita tuli, keras hati, dan hidup tak punya hati (nurani). Hati yang rusak hatinya menghitam, mengeras seperti batu bahkan lebih keras. Hati demikian tidak bisa mendengar suara hatinya, kata, perbuatan dan tindakanya keji. Hidup dalam kegelapan dan kedzoliman. Naudzubillahi min dzalik.
Bersyukur sepenuh langit dan bumi kepada kita dan siapa saja yang telah mendapat vaksin amalan penyehat badan, pembersih hati dari dokter ruh khususnya dari dr. Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra. Amalan (dzikir) yang telah divaksinkan itu untuk memulihkan, memperbaiki badan dan hati yang tidak enak. Asal rutin dan konsisten, badan dan hati akan slalu dalam kondisi enak. Alhamdulillah.
Salam sehat,