Oleh: KH. Budi Rahman Hakim, MSW. Ph.D, [Pembantu Khusus Abah Aos]
7 Mei 2016
Baru saja berpamitan dengan Pangersa Agung Abah Aos. Dari lisan Pangersa, beliau menyampaikan, masih harus menuntaskan masa kholwatnya di Madrosah Kajembaran Rohmaniyah SIRNARASA. Artinya, beliau belum bisa bepergian menghadiri Majelis Manaqiban secara lahir seperti diharapkan para ikhwan para pecinta kesucian jiwa. Semoga kita semua memetik hikmah dari setiap perjalanan ruhani kita.
Selama hampir tiga pekan mendampingi beliau, dan juga di berbagai kesempatan, Pangersa Abah Aos sering memberikan isyarat spiritual akan segera ‘wuquf’,?banyak menghabiskan waktunya di Madrosah di Sirnarasa dan (insya Alloh juga di Madrosah Suryalaya) dan mengurangi porsi waktu berkunjung dan hadir di majelis-majelis Manaqiban seperti selama ini. Dengan demikian, pelayanan terhadap kebutuhan ruhani para murid akan banyak terkonsentrasi di Cisirri, Panjalu, Ciamis dan insya Alloh (mohon doanya) di kampung Godebag, Tasikmalaya.
Setiap harinya selalu saja ada tamu hadir, para murid dan para calon murid, yang datang bersilaturahim kepada Pangersa Abah. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia, bertanya tentang hidup, tentang dunia dan segala problema, tentang akhir cerita, namun alhamdulillah ujung dari semua, bergabung dalam ruang raksasa pendidikan ruh melalui pintu spiritual Talqin Dzikir Qodiriyyah Naqsyabandiyyh Ma’had Suryalaya.
Terhadap isyarat bahwa Pangersa Abah akan banyak di tempat, sesungguhnya merupakan isyarat agar para murid-murid sudah mulai siap mental bila Pangersa tidak akan sering berada di sekitar kita, sekaligus pada saat yang sama harus memiliki keyakinan kuat bahwa sesungguhnya Pangersa Abah slalu ada, dekat, dan bersama kita dalam wujudnya yang tak utuh, tak penuh. Inilah saat ketika ‘timba mencari dan menemui sumur’, bukan lagi ‘sumur mencari dan menemui timba’. Murid-murid dan para calonlaj yang sejatinya datang dan menemui beliau.
Wabilkhusus saat-saat Manaqiban, di tempat-tempat yang biasa Pangersa hadir, sudah harus mulai membangun keimanan bahwa guru ruh guru khusuk kita hadir bersama seluruh ruh-ruh suci (al-arwah al-muqoddasah) hadir memenuhi ruang-ruang kosong di majelis Manaqiban, ya, di taman-taman surga. Suatu ketika, ada seorang ikhwan menyampaikan laporan dan rasa syukur kepada Pangersa Guru Agung sudah rutin bermanaqib di kediamannya. “Alhamdulillah Abah sudah istiqomah Manaqiban dan selalu rutin hadir Wakil Talqin bapak KH …..,” lapornya. Lalu Abah spontan, “Abah juga hadir!”
Pada tanggal 1 Mei, Pangersa Abah Aos mengutus si ‘borokokok’ ini untuk mewakili hadir Manaqiban sekaligus Peresmian Pondok Pesantren SHIROTURROHMAN yang didirikan KH Muhammad Sholeh MH, Wakil Talqin Syeikh Mursyid. Setibanya, KH Sholeh mempersilkan si ‘borokokok’ ini untuk duduk menempati kursi di atas sajadah yang biasa diduduki Pangersa Abah (betapa luhurnya akhlaq Kh Sholeh –karena melihat si ‘borokokok ini bukan sebagai si ‘borokokok’ tapi orang yang diutus Guru Agung yang dicintainya. Namun saat itu saya kontan menolak halus, karena yakin kursi itu telah dan akan diduduki Pangersa Abah. Abah ada dan hadir!
Sepekan setelah itu, si ‘borokokok’ ini berkesempatan berkisah soal ini kepada Pangersa Abah. Pangersa hanya mengulum senyum dan menganggukkan kepala. Isyaratnya jelas, tindakan saya ini benar dan sejatinya seperti itu. Ini adab murid dan soal sistem keyakinan yang harus ditegakkan oleh seluruh murid-murid.
Soal kursi kosong ini, Pangersa menyampaikan suatu kisah, yang inti dari kisahnya yaitu: silakan saja kepada Para Ikhwan untuk menyiapkan kursi kosong di majelis Manaqiban di tempat masing-masing, karena di kursi itu Pangersa akan duduk, bahkan kehadiran beliau tidak terdahului oleh siapapun, ikut serta dengan khidmahnya, dengan posisi tawajjuh favoritnya, khotaman sampai akhir kalimah sholawat bani hasyim.
Kursi kosong di Majelis Manaqiban, Taman Surga, utamanya bagi pemangku yang biasa dihadiri secara fisik oleh Pangersa Abah, dapat membantu mengkondisikan perasaan kehadiran beliau di tengah-tengah kita… Oh, kursi kosong di Taman Surga….
Semoga kita semakin mampu menjiwai Manaqib dan sebaliknya, Manaqiban menjiwa di dalam diri kita. Bibarokah seluruh Ahli Silsilah TQN PP Suryalaya khusus Hadrotulwalid Maulana Pangersa Abah Alfatihah. Amin.
Salam husnul khidmah