Tafsir Zhahir Qs. Al Baqarah Ayat 124: UJIAN DAN KEPEMIMPINAN NABI IBRAHIM bagian 1
Firman اللَّه azza wa jalla:
وَإِذِ ٱبْتَلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”.
Ayat ini menjelaskan saat Ibrahim mendapatkan beberapa ujian dari Allah dan semua ujian dapat dilaksanakan dengan baik.
“Dan Ibrahim yang telah melaksanakan (perintah-perintah Allah).” (An-Najm: 37)
Nama Ibrahim berasal dari bahasa Suryaniyah, yang artinya “Bapak yang penuh kasih sayang” Menurut Al-Qurthabi (671 H) dalam Tafsir al- Qurthubi, “Ibrahim dan isterinya Sarah menjadi bapak dan ibu asuh untuk anak-anak dari orang beriman yang meninggal sebelum usia baligh Riwayat in dikuatkan dengan riwayat Imam al-Bukhari dan Imam Ahmad, “Rasulullah bermimpi bertemu Ibrahim di sebuah taman, dan di sekelilingnya banyak anak anak”
Ada lima cara penyebutan nama Ibrahim: Ibrahim Ibraham, Ibraham, Ibrahim dan Abraham Kosepnya memiliki arti yang sama, bapak yang penuh kah sayang (abi rahim).
Para ulama sepakat bahwa Ibrahim memiliki seorang bapak yang bernama Tarah bin Nakhur Adapan nama Azar yang disebutkan dalam al-Qur’an, “Ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar” (Al-An’am: 74), terdapat beberapa penjelasan dari ulama:
- azar adalah julukan dan artinya orang yang melakukan kesalahan “Ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya; Wahai orang yang melakukan kesalahan mengapa kumu jadikan berhala sebagai Tuhan!” Muqatil (150 H) berkata, “Azar adalah nama julukan yang artinya orang yang melakukan kesalahan, sedangkan Tarah adalah nama aslinya.”
- Azar adalah nama berhala, “Ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya; mengapa kamu menjadikan Azar (berhala) sebagai tuhan?”
- Azar adalah nama lain dari Tirah bin Nakhir al-Dahnak (105 H) “Nama orang tua Ibrahim adalah Azar atau Tarah.” Al-Tsa’labi (427 H) berkata, “Nama orang tua Ibrahim adalah Tarah ketika diberikan kepercayaan oleh raja Namrud menjadi juru kunci tempat penyembahan berhala maka dipanggil dengan Azir
Ibrahim memiliki empat putra yaitu Ismail, Ishaq, Madain dan Madyan Para ulama tafsir berbeda pendapat dalam menjelaskan makna kata (Kalimaatin/perintah dan ujuan) yang ada dalam ayat tersebut:
- Perintah Allah berkaitan dengan manasik haji seperti thawaf, sai lempar jumrah dan lain-lain.’
- Sepuluh perintah Allah yaitu lima di kepala dan lima di badan, lima yang di kepala berkumur, memasukkan air ke hidung (istinsaq), siwak, mencukur kumis dan membelah rambut ke sebelah kanan dan kiri, Sedangkan lima yang di badan yaitu khitan (sunat), mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku dan istinja (bersuci) dengan air.
- Sepuluh perintah Allah, enam berkaitan dengan tubuh manusia dan empat berkaitan dengan amalan haji, yaitu khitan (sunat), mencukur bulu kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur kumis, mandi pada hari jum’at, thawaf, sa’i, lempar jumrah dan thawaf ifadah (thawaf haji)
- Beberapa macam ujian; ujian ketauhidan (dengan melihat bintang matahari dan bulan), ujian membawa isteri dan anaknya ke Mekkah (kondisi Mekkah masih tandus), ujian di bakar api, ujian menyembelih anaknya dan ujian untuk melakukan khitan. Dan, semua ujian yang Allah berikan dapat dijalani dengan baik.
- Doa Ibrahim kepada Allah dan semua doanya dikabulkan ( faatammahunna). Di antara doa yang dibaca Ibrahim:
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا أَمِنا
Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa”
Ibnu Abbas (68 H) mengabungkan kelima pendapat di atas, “Ibrahim mendapat 30 ujian dari Allah yang tidak pernah diberikan kepada siapapun. Den semua ujian itu dapat dijalani Ibrahim dengan sempurna.” 10 ujian terdapat dalam surah Bara’ah: 112 sd ayat terakhir, 10 ujian terdapat dalam surah al-Ahzab: 35 xd ayat terakhir, dan 10 perintah dalam surah al-Mu’minun 1-9.
Senada dengan pendapat Ibnu Abbas, al-Thabarsi (548 H) dalam Tafsir Majma’ al-Bayan mengutip perkataan Sa’id bin Musayyab (94 H), “Ibrahim adalah orang pertama yang menerima tamu, orang pertama yang melakukan khitan, orang pertama yang mencukur kumis, orang pertama yang memiliki kumis. Ketika tumbuh kumis di wajahnya, Ibrahim bertanya kepada Allah, “Ya Allah, apakah ini?” Allah menjawab, “Itu adalah kewibawaan.” Ibrahim berkata, “Tambahkan kewibawaan untukku.” Al-Thabarsi juga mengutip perkataan Abû ‘Abd Allah, “Ibrahim adalah orang pertama yang berperang di jalan Allah (fisabilillah), orang pertama yang memakai sendal, orang pertama yang mengeluarkan zakat pertanian 5% dan orang pertama yang mengibarkan bendera Tauhid.”
Al-Qurthübi menambahkan, “Ibrahim orang pertama yang berpidato di atas podium, orang pertama yang mengunakan siwak, orang pertama yang bersuci (istinja’) dengan air, orang pertama yang memakai celana dan orang pertama yang berpidato dengan memegang tongkat.” Berkaitan dengan khitan (sunat), para ulama juga berbeda pendapat terkait usia Ibramin saat di khitan (disunat):
- Ketika Ibrahim berumur 120 tahun, berdasarkan riwayat Imam Malik (179 H) dalam kitab al-Minwatho’ dan Ibnu Hibban (354 H) dalam kitab SHahih Ibmu Hibban, “Ibrahim melakukan khitan ketika umur 120 tahun dan setelah itu hidup selama 80 tahun.”
- Ketika Ibrahim berumur 80 tahun, berdasarkan riwayat Imam al-Bukhari (256 H) dan Imam Muslim (261 H), “Ibrahim melakukan khitan ketika erumur 80 tahun dengan mengunakan pisau besar (kampak)
Pendapat yang masyhur adalah pendapat kedua, ketika berumur 80 tahun. Sebagaimana dikuatkan dengan perkataan Ikrimah (105 H), “Ibrahim melakukan khitan ketika berumur 80 tahun. Setelah pelaksanaan khitan, Ibrahim memerintahkan umatnya untuk melakukan khitan dan tidak diperbolehkan melakukan thawaf kecuali orang yang sudah berkhitan.”
(Bersambung)
Dikutip dari: 38 Kisah Al Qur’an dalam bingkai Tasawuf Jilid II
Penulis: Dr. K.H. Ahmad Rusydi Al Wahabi, MA.
(Wakil Talqin Syaikh Mursyid dari Jakarta)