Oleh: Dr. K.H. Akbar Mardani
(Wakil Talqin Pangersa ABAH AOS dari Bogor)
Menarik merenungkan kata-kata Syeikh Syamsuddin al-Tabrizi yang terkenal itu : “Sebelum anda tiba di pintu yang benar, kadang anda harus mengetuk banyak pintu yang salah. Salah itu tidak selalu jelek. Salah itu kadangkala menjadi cara efektif untuk mengantarkan pada kedewasaan diri.”
Salah yang mengantarkan diri pada kedewasaan adalah salah yang menjadi pelajaran untuk lebih baik. Karena itu, jangan menghina orang yang melakukan kesalahan, bimbinglah dia untuk menjadi orang yang benar. Begitu besar pahala orang yang menjadi penunjuk jalan kebenaran. Begitu jahatnya orang yang menganggap orang yang melakukan kesalahan sebagai orang yang tertutup kesempatan menemukan “pintu yang tepat.”
Lebih dari itu, kadang kita bisa belajar fakta kebenaran setelah melihat fakta adanya yang melakukan kesalahan. Begitu indahnya hidup jika kita mampu memetik hikmah dari apapun yang kita lihat, kita alami dan kita jalani. Maka menjadilah kehidupan ini sebagai sekolah yang tidak pernah menutup pintu bagi semua yang mau belajar.
Tulisan ini terinspirasi dari kata-kata seorang anak yang sering dimarahi gurunya karena selalu salah menjawab soal-soal pelajaran. Murid ini berkata dengan penuh kesopanan kepada gurunya : “Bapak jangan marah-marah ya kepada saya. Bodohnya saya tidak membuat gaji dan penghasilan bapak berkurang serta dipotong kan? Doakan saja saya semoga kelak bisa benar menjawab soal-soal dari malaikat di alam kubur.” Sang guru kaget, terkejut, dengan jawaban ini. Sang guru terharu dan kemudian menangis.
Gara-gara kisah inilah maka saya tidak tega memberi nilai jelek kepada mahasiswa-mahasiswa saya.
Madrosah+Roudloh TQN PPSS Wa Abkaaro-TGK Tanahsareal Kota Bogor
Kamis, 28 Januari 2021