#RefleksiSufi
Oleh: Al Khoolishul Aamin
DZIKIR itu penawar hati yang gelisah dan pelipur jiwa yang terluka. Dzikir menerangi hati, menghidupkan jiwa, dan menuntun mereka yang tersesat kembali ke jalan-Nya yang lurus.
Setiap mengucap kalimah thoyyibah, terpancarlah cahaya yang membersihkan noda-noda jiwa lalu memperindah akhlak sang jiwa. Seperti kayu yang dibakar menjadi bara, dzikir menyalakan cahaya kewalian dalam sang jiwa. Cahaya itu kian memendar dan menghangatkan setiap tutur, setiap langkah, setiap tindakan. Kata-katanya akan penuh hikmah, dan perilakunya akan lembut seperti rahmat Tuhan yang tercurah pada semesta.
Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wasallam mengumpamakan orang-orang mendapat terang cahaya dzikir dan tidak mendapatkannya seperti orang-orang yang hidup dan orang-orang mati.
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir adalah seperti perumpamaan orang hidup dan orang mati.” (HR. Bukhari, Kitab Ad-Da’awat, No. 6407).
Demikian, orang hidup yang tanpa dzikir seperti mayat hidup dan dzikir menghidupkan orang mati, yang hatinya mati. Tanpa dzikir, akan merasakan kegelapan yang pekat, kehilangan arah di jalan penuh tipu daya dunia. Imam Ghazali, dalam Ihya ‘Ulumuddin (Jilid 4, Halaman 421), berkata, “Dzikir adalah cermin yang membersihkan hati dari karatnya, menyulut cahaya ilahi yang tak padam.”
Syekh Abdul Qadir al-Jailani mengingatkan dalam Futuh al-Ghaib bahwa “Siapa yang memalingkan wajahnya dari dzikir, ia akan tersesat, dan hidupnya pun akan terasing dari makna.” Karena itulah, dzikir adalah jalan keselamatan; semakin istiqamah dzikirnya, semakin rapat kita diikat oleh cahaya kewalian, cahaya cinta yang langsung bersumber dari-Nya.
Sebagaimana air yang membasuh tanah kotor, demikianlah dzikir membasuh dosa, mengangkat manusia dari pekatnya kehinaan, menuntun mereka menjadi kekasih-Nya—kaum Aulia yang hatinya bersinar terang di tengah dunia yang kian gelap.
*) Khoodimul khoosh Hadltorus Syeikh Muhammad Abdul Gaos SM Ra Qs.