Kunci Kemuliaan: Pentingnya Kerendahan Hati (Tawadhu)

admin111
admin111
4 Min Read

oleh: K.H. Budi Rahman Hakim Al Amiin, MSW., Ph.D.
(Wakil Talqin dan Pembantu Khusus Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs)

Inti dari kehidupan spiritual adalah perjalanan menuju الله, dan dalam perjalanan ini, kerendahan hati atau tawadhu menjadi kompas utama. Sikap rendah hati bukan sekadar anjuran, melainkan pondasi untuk meraih kemuliaan di dunia dan akhirat. الله berfirman:

وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنٗا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَٰمٗا

“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu (ialah) orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan: 63)

- Advertisement -

Sebagaimana diajarkan dalam Hikam karya Ibnu Athaillah yang disyarahi oleh Ibnu Ajibah, sebuah kegagalan yang membuat seseorang menjadi rendah hati di hadapan الله jauh lebih baik daripada kesuksesan yang justru melahirkan kesombongan. Kesombongan dan merasa diri suci adalah jalan yang bisa menjerumuskan seseorang ke dalam neraka, meskipun ia banyak beramal. Sebaliknya, sebuah kemaksiatan yang membuat seorang hamba sadar akan kekhilafannya lalu mendorongnya untuk bertaubat dengan tulus, bisa menjadi sebab ia memperoleh rahmat الله. Rasulullah SAW bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji sawi.” (HR. Muslim)

الله juga menegaskan bahwa siapa pun yang merendahkan hati karena-Nya, maka Dia akan meninggikan derajatnya. Rasulullah SAW bersabda:

مَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

“Tidaklah seseorang merendahkan diri karena الله, melainkan الله akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)

Kerendahan hati bukanlah sikap minder atau lemah, melainkan kesadaran penuh akan keagungan الله dan kelemahan diri manusia. Dengan sikap ini, hati akan lapang, jauh dari penyakit riya dan ujub, serta lebih dekat kepada ridha الله.

Kerendahan hati juga erat kaitannya dengan jihad akbar, yaitu jihad melawan hawa nafsu. Rasulullah SAW bersabda setelah pulang dari medan perang:

رَجَعْنَا مِنَ الْجِهَادِ الْأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ الْأَكْبَرِ

“Kita baru saja kembali dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar.” Mereka bertanya: “Apakah jihad besar itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: جِهَادِ الْعَبْدِ هَوَاهُ – “Jihad seorang hamba melawan hawa nafsunya.” (HR. Baihaqi)

Kerendahan hati melahirkan kelapangan hati. Hati yang lapang membuat seseorang mudah memaafkan kesalahan orang lain, meski tanpa diminta. Kemampuan memaafkan ini sejatinya adalah buah dari kesadaran bahwa manusia pun penuh kekurangan, sehingga tidak ada alasan untuk merasa lebih tinggi dari yang lain. Dengan begitu, tawadhu tidak hanya menjaga hubungan dengan الله, tetapi juga memperindah hubungan dengan sesama manusia. الله berfirman:

وَجَزَٰٓؤُاْ سَيِّئَةٖ سَيِّئَةٞ مِّثۡلُهَا فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۚ

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) الله.” (QS. Asy-Syura: 40)

Rasulullah SAW juga bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا

“Sedekah tidak akan mengurangi harta, dan tidaklah الله menambah seorang hamba dengan memberi maaf kecuali kemuliaan.” (HR. Muslim)

Dengan memaafkan, seseorang bukan hanya membebaskan diri dari racun dendam, tetapi juga membuka pintu ampunan الله bagi dirinya.

Kesimpulannya, kesombongan adalah jalan menuju kehinaan, sedangkan kerendahan hati adalah jalan menuju kemuliaan dan derajat tinggi. Kehormatan sejati datang dari الله, bukan dari pujian manusia. Dengan memilih jalan tawadhu, kita akan selalu ditinggikan, dilapangkan hati, dan diberkahi dalam setiap langkah kehidupan.

Disarikan dari: https://youtu.be/GybOfzTX6gk?si=zvlhl0o_Qtj0mCSj

Share This Article
Leave a comment