Oleh: Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs
(Wali Mursyid TQN PP Suryalaya Silsilah ke 38)
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Ilahi anta maqshudi wa ridloka mathlubi a’thini mahabbataka wa ma’rifataka
“Ya Tuhanku, hanya engkaulah Yang kumaksud Dan keridloan-Mu Yang kucari, berilah aku kemampuan untuk bisa mencintai-Mu Dan marifat kepada-Mu.”
Do’a tersebut di atas oleh para ikhwan Thoreqat Qodiriyah Naqsyabandiyah setiap habis sholat wajib dibaca dua kali dalam do’a tersebut mengandung 3 bagian:
1. Taqorub terhadap الله SWT
Ialah mendekatkan diri kepada الله dalam jalan ‘ubudiyah Yang mana dalam hal ini dapat dikatakan tak sesuatupun Yang menjadi tirai penghalang antara ‘abid dengan ma’bud, antara kholik dengan makhluk
2. Menuju Jalan Mardlotillah
Menuju jalan Yang diridloi الله SWT baik dalam ‘ubudiyah maupun diluar ‘ubudiyah, alhasil dalam segala gerak-gerik manusia diharuskan mengikuti/mentaati perintah-perintah tuhan dan menjauhi/meninggalkan larangan-larangan-Nya. Hasil dari pada itu di antaranya, budi pekerti menjadi baik pula, baik yang berhubungan dengan Tuhan, maupun yang berhubungan dengan antara manusia dengan manusia/dengan makhluk dan insyaalloh tidak lepas dari keridloan الله SWT.
3. Kemahabbahan dan kema’rifatan terhadap الله SWT
Rasa Cinta dengan terang ma’rifat terhadap الله, “Dzat laitsa kamitslihi syai’un” yang mana dalam mahabbah itu mengandung keteguhan jiwa dan kejujuran hati. Kalau telah tumbuh mahabbah, timbullah rupa-rupa hikmah diantaranya membiasakan diri dengan selurus-lurusnya dalam hak Dhohir Bathin, pula.bisa mewujudkan “keadilan”, yakni dapat menetapkan sesuatu dalam haknya dengan sebenar-benarnya. Pancaran dari mahabbah datang pula belas kasihan kepada sesama makhluk di antaranya cinta kepada Nusa, Bangsa beserta Agamanya. Thoreqat Qodiriyah Naqsyabandiyah ini ialah Salah satu jalan buat membukakan diri agar supaya tercapai arah tujuan Yang tersebut di atas tadi.
Suryalaya, 10 Nopember 1960
Ttd.
(Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin Ra Qs)
Sumber: Menyambut Pecinta Kesucian Jiwa karya Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Masluk halaman 84-85