Oleh: K.H. Muhammad Aang Rahmat Setiarasa
(Wakil Talqin Pangersa Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul dari Bandung)
Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul pernah mengisahkan:
Pa Yoyo dari Sindanghurip suatu hari memarahi seorang tua sampai gemetar terkencing-kencing karena takut sama Pa Yoyo. Setelah puas memarahi orang, Pa Yoyo sohbah ke Abah Anom. Baru saja sampai, Pangersa Abah Anom langsung berkata :
“Geura ka tanah suci Yo…!” (“Segeralah kamu pergi ke tanah suci Yo….!”)
Kata Pa Yoyo : Aamiiin…
Lalu spontan Abah Anom sedikit tegak dari duduknya sambil berkata dengan sedikit nada tinggi :
“Naaaha kalakah Aamiin…. kumaha pamikirannana..!!” (“Kenapa kamu malah bilang aamin… bagaimana pemikiran kamu ?)
Dengan perkataan Abah Anom itu Pa Yoyo jadi gerah, gusar tidak betah duduk di depan Abah Anom, ia langsung teringat dosanya telah memarahi orang, kemudian ia segera pamit dan langsung pergi ke Cikole untuk menemui orang yang ia marahi.
Lalu Pa Yoyo “menta hampura salaput hulu” memohon maaf sampai ia mencium kaki orang tersebut.
Setelah dimaafkan Pa Yoyo langsung menemui Abah Anom, lalu spontan Abah Anom berkata :
“Taaah kiitu Atuh….” (Nahhh, bagitu…)
Abah Anom tahu kelakuan muridnya walaupun dirahasiakan.
****
Dari Hikayat tersebut Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul menyampaikan :
“Hakikat tanah suci itu, hati kita harus selalu bersih jangan menyimpan marah, dendam dengki.”