IBADAH TIGA UNSUR

admin111
admin111
4 Min Read

Oleh: K.H. Mahmud Jonsen Al Maghribi, SH., M.Si.
(Wakil Talqin Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs)

Segala puji bagi الله, Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw., juga kepada keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang sholeh hingga akhir zaman, aamiin. Tiada Tuhan selain الله dan Muhammad adalah utusan الله.

الله Azza Wa Jalla berfirman di dalam Al Qur’an, 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ ۝٥

- Advertisement -

“Tidak aku ciptakan golongan Jin dan Manusia itu, kecuali untuk meyembah kepada-Ku”. (Qs. Adz Dzaariyat : 56).

Yang dimaksud Menyembah sebagaimana dimaksud Firman الله tersebut di atas adalah, penyembahan yang dilakukan oleh manusia kepada Tuhannya secara totalitas, yaitu manusia secara utuh/keseluruhan (kaaffah). Dimana manusia yang sempurna ialah terdiri dari tiga unsur, yaitu; unsur jasad, unsur ruh, dan unsur rasa, maka dalam menyembah (ibadah) kepada Alloh haruslah disertai dengan ketiga unsur tersebut.

Sebagaimana sabda Rosullulloh Saw.,“Assyari’atu aqwali, wathoriqotu af’ali, wal hakikatu ahwali, wal ma’rifatu ro’sul maali”. Yang artinya, “Syari’at itu perkataanku, thoriqoh itu perbuatanku, hakikat itu keadaanku, dan ma’rifat itulah modal yang utama”. Berdasarkan hadist tersebut diatas maka ibadah kepada الله dapatlah dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

  1. Ibadah Jasad, yaitu ibadah yang dilakukan oleh jasad secara fisik. Pelaksaannya sesuai dengan syarat dan rukun yang sudah ditetapkan oleh aturan dalam hukum dan fiqih Islam berdasarkan petunjuk Rosullulloh Saw. Ibadah ini dinamakan Ibadah Syari’at.
  2. Ibadah Ruh, yaitu ibadah yang dilakukan oleh ruh atau ibadah Hati (Qolbu). Ibadah ruh ini dilakukan oleh para Ahli Thoriqoh sebagai kesempurnaan daripada Ibadah Syari’at. Contoh, tafakur atau tawajuh, yaitu berdiam diri dengan berusaha mematikan seluruh aktifitas jasad dan panca indra, menahan/mengatur nafas, dan menghadirkan hati untuk selalu mengingat الله Swt. Ibadah ini disebut Ibadah Thoriqoh/Tarekat.
  3. Ibadah Rasa, yaitu ibadah yang dilakukan dengan merasakan kehadiran Alloh dalam setiap ia melakukan Ibadah Syari’at dan Ibadah Thoriqoh. Sebagaimana sabda Rosullulloh Saw., ketika beliau sedang bersama dengan para Sahabat, seseorang mendatangi beliau dan berkata, “…….. qola mal ihsaanu? apakah Ikhsan itu? Beliau bersabda, “Qolal ihsaanu anta’budalloha ka-annaka taroohu fainnahu yarooka”. Yang artinya, “Ikhsan itu beribadahlah engkau kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat engkau”. Ibadah ini dinamakan Ibadah Hakikat/Tasawuf.

Adanya pembagian dalam hal ibadah tersebut bukanlah dimaksudkan adanya pemisahan atau ibadah tersebut berdiri sendiri-sendiri, namun ketiga bagian ibadah tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang utuh dikala manusia melakukan penyembahan kepada الله Swt. 

dalam beribadah kepada الله Swt. haruslah totalitas (kaaffah). Tidak hanya sebatas kesanggupan jasad beserta ilmu yang ada di kepala, akan tetapi juga harus dihayati sampai tembus ke dasar lubuk hati yang paling dalam. Sehingga dengan demikian kita dapat beribadah menyembah الله Swt. tembus sampai kepada Rasa yang menghantarkan kita kepada pemahaman Hakikat Ibadah kepada الله Swt. Tuhan Semesta Alam. 

Maka baginyalah الله Swt. berseru dalam Firmannya, “Yaa ayyatuhannafsul muth mainnah, irji’ii ilaa robbika roodhyatan mardhiyyah, fadkhulii fii ‘ibaadii, wad khulii jannatii”. Yang artinya, “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi di Ridhoi-Nya, maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam Syugra-Ku”.

Wallaahu’alam Bishshowab.

Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa
03 Romadhon 1435 H / 01 Juli 2014

Share This Article
Leave a comment