JANJI الله ADALAH PASTI BUKAN INSYA الله

admin111
admin111
5 Min Read

Oleh: K.H. Mahmud Jonsen Al Maghribi, M.Si,
(Wakil Talqin Pangersa ABAH AOS dari Tanggerang)

Sejak akhir bulan Januari saya memang sangat suka dan sering sekali menceritakan Manqobah ke 15. Bukan kebetulan kalau Abah juga mengeluarkan Maklumat agar membaca Manqobah ini sebanyak 15 kali manaqib.

Ada seorang Sahabat saya ketika saya sampaikan hadits “Man qoola Laa Ilaaha Illalloh dakholatul jannah” (Barang siapa mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh Pasti masuk Surga). Saya katakan “PASTI”, tapi Sahabat saya menjawab “Insya الله”.

Lalu saya sampaikan Firman الله: “Innalloohas taroo minal mukminiina anfusahum wa amwalahum bi ‘anna lahumul jannah”.

- Advertisement -

Kemudian saya tanya, ayat tersebut menurut Bapak Insya الله atau Pasti. Beliau jawab, “Insya الله”. Lalu saya sampaikan kembali Firman Alloh: “Waman aufa bi’ahdihii minallooh?”

Inilah sekelumit cerita tentang perjalanan Thoriqoh, seeorang tidak akan sampai ke tingkat “Haqqul yaqin” kepada Alloh jika tidak “Haqqul yaqin” kepada Guru Mursyid.

Diceritakan seorang Murid perempuan yg berprofesi sebagai Nelayan pergi melaut sambil membawa anaknya. Namun malang, anaknya tenggelam ke dasar laut. Perempuan itu adalah seorang murid yang sudah Haqqul yakin kepada Gurunya. Mendapat musibah tersebut, ia tidak datang ke Tim Sar tapi datang ke Gurunya, yakin bahwa Gurunya mampu mengembalikan anaknya yang tenggelam. “Wahai Guruku yang Agung, engkau mampu menghidupkan kembali anakku yang tenggelam”.

Seorang Guru yang bertanggung jawab Dunia Akhirat terhadap muridnya, per detik langsung memenuhi hajat muridnya, tidak sempat untuk berfikir, dia langsung mengambil tanggung jawab itu. “Baik, pulanglah anakmu sudah di rumah”. Seorang murid yang haqqul yakin juga tidak sempat berfikir, langsung pulang. Namun sesampainya di rumah anaknya belum ada. Dia lantas kembali lagi kepada Gurunya, sedikitpun tidak terlintas keraguan, kembali dia mengadukan, “Wahai Guru Agungku, anakku belum ada”. Kembali Gurunya menyanggupi hajat muridnya, “Pulanglah, sekarang sudah ada”. Dengan patuh ia pun kembali, namun anaknya masih belum ada. Hal tersebut tidaklah menggoyahkan keyakinannya, kembali ia datang ke Gurunya dan mengadukan, “Masih belum ada”. Lalu Gurunya menunduk sejenak, “Sekarang pulanglah, pasti anakmu sudah di rumah”.

Bersabda Tuan Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul, Qs. “Manqobah itu juga berlaku terhadap Syekh yang ada ditengah-tengah kita sekarang”.

Suatu ketika, saya mempunyai hajat namun sulit, sejak pagi sampai waktu maghrib belum ada solusinya, ternyata saya seharian lupa kepada Guru Agungku pengersa Abah Aos. Menjelang waktu ‘Isya saya robithoh, mengadukan masalahku kepada beliau, “Abah, saya mempunyai hajat, namun saya tidak yakin apakah saya mampu untuk mewujudkannya”. Seketika, nampak jelas (ebreh-ebreh) ‘ceto welo-welo’ (meminjam istilah Abah Dahlan Iskan), kata Abah, “Mau, ambil”.

Alhamdulillaah, seketika juga akhirnya aku mampu meraih apa yang menjadi hajatku. Baru kemudian aku teringat bahwa pengersa Abah pernah menyampaikan sebuah hadits Qudsi, “Annalloohu laa ilaaha illaa ana, aquulu lisyai’i kun fayakun. Athi’ni aj’aluka taquulu lisyai’i kun fayakun”. (Aku adalah الله, tiada Tuhan selain Aku, jika Aku menginginkan sesuatu itu Jadi maka Jadilah sesuatu. Taatlah kamu kepada Ku, jika kamu ingin sesuatu Jadi maka Jadilah sesuatu).

Kata Guruku, “Jika kamu mau, ambillah”. Itulah Guru Agung yang tidak akan pernah menolak semua hajat murid-muridnya. Kun (ada) Fayakun (maka ada). Artinya, semua itu sudah ada, الله sudah mempersiapkan segala kebutuhan hamba-hambaNya. Kalau hambaNya taat maka الله akan mewujudkan apa saja yang ingin ia ingin wujudkan (memenuhi segala kebutuhannya).

Itulah makna dari Surga yang telah dijanjikan oleh الله :

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. الله ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”. (QS. Al Bayyinah : 7-8).

Dan siapakah yang lebih menepati janji selain dari pada الله? Janji الله itu Pasti, bahkan sudah. Sabda pengersa Abah, “Surga itu sekarang, bukan nanti. Bahagia itu sekarang, bukan nanti. Yang mau kaya datang ke Sini, yang mau sehat datang ke Sini”.

Alhamdulillaah… terima kasih Abah… sepenuh langit dan bumi.. Surga adalah selalu bersama Mu di Sini..

Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa (23-2-2017)

Share This Article
Leave a comment