Kenapa Dzikir Mesti dijahrkan (dikeraskan)?

admin111
admin111
7 Min Read

Oleh: K.H. Mahmud Jonsen Al Maghribi, M.Si.
(Wakil Talqin Pangersa ABAH AOS dari Tanggerang)

Dzikir Jahar, yaitu dzikir yang dibaca dengan cara dikeraskan suaranya. Tujuannya dalah agar gerak lafadz Laa Ilaaha Illallah yang diucapkan dapat menggerakkan pada keseluruh anggota badan dan seluruh bidang lathifah (perasaaan). Lafadz Laa Ilaaha Illallah lisan tidak akan berbekas pada seluruh kekhusu’an hati, kecuali dengan kekuatan lisan pula. Sebagaimanan Firman الله :

وَإِذِ ٱسْتَسْقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِۦ فَقُلْنَا ٱضْرِب بِّعَصَاكَ ٱلْحَجَرَ ۖ فَٱنفَجَرَتْ مِنْهُ ٱثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ ۖ كُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ مِن رِّزْقِ ٱللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

wa-idzi istasqaa muusaa liqawmihi faqulnaa idhrib bi’ashaaka alhajara fainfajarat minhu itsnataa‘asyrata ‘aynan qad ‘alima kullu unaasin masyrabahum kuluu waisyrabuu min rizqi allaahi walaa ta’tsaw fii al-ardhi mufsidiina
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu’. Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.”(QS. Al-Baqarah : 60).

Maksud batu di sini adalah hati manusia lebih keras daripada batu. Selanjutnya dinyatakan pula dalam Al-Qur’an :

- Advertisement -

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِىَ كَٱلْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً ۚ وَإِنَّ مِنَ ٱلْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ ٱلْأَنْهَٰرُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ ٱلْمَآءُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ ٱللَّهِ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

tsumma qasat quluubukum min ba’di dzaalika fahiya kaalhijaarati aw asyaddu qaswatan wa-inna minaalhijaarati lamaa yatafajjaru minhu al-anhaaru wa-inna minhaa lamaa yasysyaqqaqu fayakhruju minhualmaau wa-inna minhaa lamaa yahbithu min khasyyati allaahi wamaa allaahu bighaafilin ‘ammaata’maluuna
Artinya : Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada الله. Dan الله sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Baqarah : 74).

Batu keras banyak gunanya; dipakai pondasi gedung, gudang, jalan jembatan, dan sebagainya. Lain halnya dengan hati manusia, jika keras seperti batu merusak jiwa mereka sendiri juga meresahkan orang lain. Karena itu sebagaimana batu tak dapat dipecahkan dengan begitu saja, kecuali dengan kekuatan luar biasa. Berdzikir dengan pukulan gema yang kuat, suara keras dapat menghasilkan “Nur Dzikir”, dalam ronggga batin orang yang berdzikir, sehingga hati itu hidup berkat “Nur Hidup”, Nur Ilahi yang kekal dan abadi. Keterangan berdzikir keras (jahar) juga dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Nur sebagai berikut :

فِى بُيُوتٍ أَذِنَ ٱللَّهُ أَن تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا ٱسْمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ

fii buyuutin adzina allaahu an turfa’a wayudzkara fiihaa ismuhu yusabbihu lahu fiihaa bialghuduwwi waal-aasaali
Artinya : Bertasbih kepada الله di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, (QS. AN-Nur : 36).
Suara yang keras dalam berdzikir diriwayatkan pula oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya (bab dzikir). Diceritakan dari Ishak bin Abdurrahman dari Amir, bahwa Ibnu Abbas meriwayatkan :
“Bahwa mengeraskan suara dalam berdzikir di kala manusia selesai dhalat fardhu, betul-betul terjadi di masa Nabi saw. kemudian Ibnu Abbas mendengar suara keras dalam berdzikir itu.” (HR. Bukhari).

Perintah mengingat Allah melebihi dari pada ingatannya kepada orang tua. Sebagaimana digariskan dalam Al-Qur’an :

fa-idzaa qadhaytum manaasikakum faudzkuruu allaaha kadzikrikum aabaa-akum aw asyadda dzikran famina alnnaasi man yaquulu rabbanaa aatinaa fii alddunyaa wamaa lahu fii al-aakhirati min khalaaqin
Artinya : Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut الله, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendo’a: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.(QS. Al-Baqarah : 200).
Di dalam Thoriqot Qodiriyyah Naqsabandiyyah itu ada dua sistem :
1.      Dzikir Jahar (dengan lisan) sedikitnya 165 kali setiap selesai shalat fardhu.
2.      Dzikir Khafi (dengan hati) setiap saat sepanjang hayat.
Para Ulama tasawuf bertutur :
“Telah berkata para ualam tasawuf berdzikir itu ada tiga syarat :
1.      Dengan berwudhu sempurna (tertib dan berdoa sebelum dan sesudahnya).
2.      Dengan suara kuat/keras dan bukan sambil mengantuk.
3.      Dengan pukulan yang tepat, ke ahti sanubari.”
Sehingga menghasilkan cahaya dzikir dalam batin orang yang berdzikir. Maka tiga syarat itu sangat besar pengaruhnya, bukan saja dari kebangkitan semangat juang seseorang dalam menegakkan kalimat Thayyibah, tetapi juga akan keberhasilannya. Sebab itu, mengucapkan Tauhid dengan lidah dietapkan menjadi syarat mutlak untuk diterima seorang Muslim. Hati yang mewakilkan pengucapan lidah (suara keras) sudah barang tentu setelah melalui proses yang semestinya.
Dzikir bersama-sama pada waktu tertentu/ba’da sahalat fardhu akan lebih meresap dalam menyingkap hijab, menhasilkan Nur Dzikir.
Berupayalah sekuat daya untuk senatiasa mengingat الله swt. dengan lisan/lidah, gerakan (pukulan yang kuat) di hati.

Firman الله dal Al_Qur’an :

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

innamaa almu/minuuna alladziina idzaa dzukira allaahu wajilat quluubuhum wa-idzaa tuliyat ‘alayhimaayaatuhu zaadat-hum iimaanan wa’alaa rabbihim yatawakkaluuna
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(QS. Al-Anfal : 2).

Apabila hati sudah tersentuh karena disebut nama الله maka menggigil, hati gemetar dan air mata bercucuran karena cintanya kepada الله secara terus menerus. Sebagaimana dijelaskan Rasullullah saw :

“Tandanya mahabbah (cinta) kepada الله, cinta berdzikir. Tandanya membenci الله, benci berdzikir.” (Al-Hadist).

Dan selanjutnya Nabi saw. bersabda :

“Suara yang kerasa dalam berdzikir bersama-sama pada waktu tertentu/ba’da shalat fardhu akan berbekas dalam menyingkap hijab, menghasilakn nur dzikir.” (HR. Bukhari).

Share This Article
Leave a comment