oleh: K.H. Muhammad Aang Rahmat Setiarasa
(Wakil Talqin Pangersa ABAH AOS dari Bandung)
الولي هو من توالت طاعته من غير ان يتخللها عصيان
Waliy (dengan shighat isim fa’il) ialah: “Orang yang ketaatannya terus menerus tanpa terhalang dengan maksiat.”
او هو من يتوالى عليه احسان الله وافضاله
Atau dengan makna shighat isim maf’ul: “Waliy adalah orang yang terus menerus terlimpah kepada nya kebaikan dan karunia dari الله.”
والولي هو العارف بالله وصفاته بحسب ما يمكن المواظب
على الطاعات المجتنب عن المعاصي المعرض عن الا نهماك
في اللذات والشهوات
Lebih jelasnya definisi Waliy adalah: “Orang yang ma’rifat kepada الله dan sifat-sifat Nya sesuai dengan kadar yang mumkin. Yang senantiasa taat, dan menjauh dari maksiat yang berpaling dari terlena dalam kelezatan dan syahwat. Adanya para auliya الله ditetapkan dalam Alqur’an dan Al-hadits. Yakin kepada Auliya الله berarti yakin kepada Alquran dan Al-hadits. Tidak yakin kepada Auliya الله berarti meragukan Alqur’an dan Al-hadits”
Firman الله:
(أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ *
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ *
لَهُمُ الْبُشْرَىٰ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۚ
لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ)
“Ingatlah sesungguhnya auliya الله tiada rasa takut bagi mereka dan mereka tidaklah bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa. Bagi mereka kebahagiaan di kehidupan dunia dan akhirat. Tiada perubahan pada ketentuan Alloh. Dan itu adalah kemenangan yang agung.” [Surat Yunus 62 – 64]
Cinta kepada para Waliy berarti cinta kepada الله. Benci kepada para waliy berarti benci kepada الله.
Hadits Qudsi:
من عادى لي وليا فقد آذنته بالحرب
“Siapa yang memusuhi Waliy-Ku, sungguh Aku kabarkan perang dengannya.”
Syaikh Abdul Qodir Jailani ra.qs:
الاولياء عرائس الله تعالى لا يطلع عليهم الا ذو محرم رضي الله عنه ( نهرالقادرية. ٢٦٠ )
“Para Waliy adalah pengantin – pengantin الله Ta’ala, tidak bisa melihat kepada mereka kecuali mahrom, yang الله ridhoi.”
Syaikh Abi Yazid Albusthomi Ra:
اولياء الله عرائس الله تعالى ولا يرى العرائس الا المحرمون فهم مخدرون عنه في حجاب الانس لا يراهم احد في الدنيا ولا في الآ خرة ( سراج الطالبين ١٧ )
“Auliya الله adalah pengantin – pengantin الله Ta’ala. Tidak bisa melihat pengantin kecuali muhrimnya.”
Mereka tertutup dengan hijab unsi, mereka tidak terlihat oleh seorang pun di dunia dan di akhirat.
Syaikh Abu Turob An-Nakhosyi ra:
اذا الف القلب الاعراض عن الله تعالى صحبته الوقيعة في اولياء الله تعالى (سراج الطالبين. ١٨)
“Apabila hati suka berpaling dari الله ia akan dibarengi dengan memfitnah wali-wali الله.”
Sayyid Ali Aljamal ra:
اعلم انه لا يقرب طالب الوصول الى الله تعالى شيء مثل جلوسه مع عارف بالله ان وجده
ثم قال: الجلوس مع العارف بالله خير من العزلة
( ايقاظ الهمم ١٣٥ )
“Ketahuilah, sesungguhnya tidak ada sesuatu yang mendekatkan orang yang mencari wushul kepada الله, yang seperti duduk bersama ahli ma’rifat “jika ia menemukan nya”.
Lalu Syaikh berkata: “Duduk bersama ahli ma’rifat lebih baik dari pada uzlah.”
Syaikh Alkabir Muhammad bin Hasan Albajili berkata: Aku mimpi bertemu Rasulullah saw, dan aku bertanya:
يا رسول الله اي الاعمال افضل،؟
Wahai Rasul allah amal apakah yang paling utama?
Rasulullah saw menjawab:
وقوفك بين يدي ولي لله كحلب شاة او كشي بيضة افضل من ان تعبد الله حتى تتقطع في العبادة اربا اربا
Diammu di hadapan seorang Waliy الله, kira – kira selama memeras susu kambing atau selama memasak telor, itu lebih utama dari pada kamu beribadah kepada الله sampai terpotong – potong jasadmu karena ibadah.
( ma’arijul hidayah)
ان الله تعالى قد شرف الكعبة وعظمها لو ان احدا هدمها حجرا حجرا ثم حرقها ما بلغ ذلك جرم من استخف بولي من اولياء الله تعالى
“Sesungguhnya الله sangat memuliakan dan mengagungkan ka’bah, jika ada seseorang yang menghancurkan ka’bah, lalu membakarnya, maka dosa itu tidak lebih besar dari dosa orang yang menghina seorang Waliy dari para Waliy الله. (Ihyaa Uluumiddiin)