LAILATUL QODAR DAN IDUL FITHRI

Panji Makalalag
Panji Makalalag
5 Min Read

Oleh: K.H. Muhammad Aang Rahmat Setiarasa
(Wakil Talqin Pangersa ABAH AOS dari Bandung)

Sungguh dahsyat, tinggi, luas , dalam, faham Waliyulloh Alquthub qs, tentang Lailatul Qadr. Sabdanya: “Yang tidak menerima Talqin Dzikir tak akan pernah mendapat kan lailatul qadr sampai kapanpun.”

Ini sedikit penjelasan nya:

Lailah mengandung dua makna

- Advertisement -

Lailah secara fakta = malam lawan siang (nahar)

Lailah secara kinayah = keheningan, kesenduan, ketenangan, kesyahduan, kekhusyu’an.

Jika Lailah hanya diartikan malam (lawannya siang) maka ketika Lailatul Qodar ada di Indonesia, kasihan Muslim di negara lain yang sedang waktu siang tidak mendapatkan lailatul Qodar. Karena lailatul Qodar hanya 1 x dalam setahun.

Maka الله berikan pemahaman yang dalam kepada para Ahli ma’rifat, khusus nya Silsilah TQN PPS, tentang lailatul Qodar ini. Bahwa haqiqat lailatul qadar adalah :

“Kapanpun & dimanapun ketika kita merasakan ketenangan, keheningan, kesenduan, kesyahduan, kekhusyu’an dalam dzikrullah maka itulah lailatul Qadar.”

Dan itu tak akan bisa kita raih kecuali dengan dzikir khofi yang ditalqinkan di dalam qolbu. Tapi…Walaupun ditengah malam yang sunyi….Jika hati penuh dengan kegundahan, keresahan, iri, dengki, dendam, jauh dari mengingat الله…

Maka ia jauh dari Lailatul Qodar Kenapa keheningan, kesenduan, ketenangan, kesyahduan, kekhusyu’an, identik dengan Lailah (malam) ?

Karena memang الله telah menetapkan

وجعل الليل سكنا….

“Dan الله jadikan malam waktu ketenangan.”

وجعلنا الليل لباسا…

“Dan Aku jadikan malam bagai pakaian yang menutup hingar bingar siang dengan heningnya.”

Maka para Khulafaur Rasyidun, para Auliya menjadikan malam sebagai waktu penghambaan, mereka tidak suka tidur malam. Sedangkan siang adalah waktu menjadi kholifah dan mencari kehidupan dunia.

Dan kita tahu di waktu siang suasana rasio manusia lebih aktif dengan berbagai macam kesibukan dunia. Seharusnya kita jangan memitoskan, apalagi menuhankan Lailatul qadr, sehingga yang dihidupkan hanya malam ganjil saja, tiada penghormatan / peningkatan ibadah pada malam yang lain.

Karena , Lailatul qadr dgn arti “malam” itu tetaplah makhluq. Orang awam mungkin bisa terhipnotis dengan mitos bahwa Lailatul qadr itu : ” Ketika angin seketika berhenti, air membeku, hewan-hewan terdiam, bintang-bintang memancarkan cahaya dengan warna yang lain .”

Tapi bagi para khowash, para ahli hakikat, tidak pernah terpikir bagi mereka untuk mencari atau menanti lailatul qadr.

Karena bagi mereka sepanjang masa adalah lailatul qadr.

اوقاتنا كلها ليلة القدر

(شيخ المرسي رحمه الله)

Niat Ibadah mereka bukan untuk mencari atau mendapatkan lailatul qadr, tapi hanya untuk الله. Lailah tetap saja makhluq. Yang harus dicari adalah Al-kholiq. Ini adalah Kasih sayang الله untuk kita, agar nilai hidup kita yang sebentar lebih berharga dari ribuan Bulan.

Karena dengan hakikat lailatulqadr setiap ibadah bernilai ribuan bulan bukan hanya di bulan Romadhon saja. Alfi syahr, bukan seribu Bulan . Alfi (seribu) adalah hitungan tertinggi dalam bahasa arab. Hingga jangan diartikan seribu, tapi ribuan. Bahkan kalau di bhs arab ada kata triliun bisa diartikan “khoirun min triliun syahr.

Itulah dzikir khofi yang mengandung makna Al Qodar yang berarti terukur / bernilai mulia. Jika kita sudah memiliki haqiqat Lailatul Qadar di lathifah qolbi, biarpun jasad hanya naik sepeda atau supra x tahun 2000. Biar jasad hanya berkaos oblong, bercelana murah, Biar hanya sekedar pedagang cuanki, gorengan atau pun cilok.

Biar dompetmu sering kering kerontang….Jika lailatul Qadar mu berdetak hidup…. Bersyukur lah, Karena kamu sedang bersama pemilik surga, pemilik dunia akhirat , penggenggam triliunan planet. Dari biliun manusia hanya yang IA pilih yang mau menerima haqiqat Lailatul Qodar. Surga hanyalah makhluq.

Para Arif billah berkata:

Ambil tuh surga… Tunggu terus malam qodr….Aku hanya ingin Tuhanku. I love you my god….Nama Nya adalah jiwa ku. Bersama dengan Nya adalah triliunan lailatulqadr. Selalu mengingat Nama Nya adalah ‘idul Fitri …

Kembali pada Nya adalah fitrah, jati diri manusia.

Dzikr Khofi…Itulah Lailatul qadr, Itulah i’d Fitri, Itulah jati dirimu yang bercengkrama dengan Tuhan Mu… Raja nya seluruh para raja.

Nuhuuun Abah….

Share This Article
Leave a comment