Oleh : K.H. Mahmud Jonsen Al Maghribi, S.H., M.Si.
(Wakil Talqin Abah Aos dari Tangerang)
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُبِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِالْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا عَلٰى كَثِيْرٍ مِّنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَأَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى النَّبِيِّ الْهَاشِمِيِّ مُحَمَّدٍ وَّعَلٰى أٰلِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
Ikhwan wal akhwat, Saat ini dunia Maya kembali digegerkan oleh pernyataan Pangersa Abah yang Viral menyebut Rocky Gerung sebagai utusan الله. Sekali lagi, jangankan orang luar, orang dalam saja geger. Bahkan tidak sedikit pula kita sibuk menyalahkan sana-sini.
Ada yang menyalahkan yang merekam, ada yang menyalahkan yang mengupload, ada yang menyalahkan yang memberi judul, ada yang menyalahkan yang komentar, ada juga yang menyalahkan yang diam saja tidak berkomentar. Ikhwan wal akhwat, kita tidak perlu galau dan saling menyalahkan, karena kita ada Tanbih maka amalkanlah Tanbih : “Jangan menyalahkan Ajaran orang lain”. Khususnya kita ikhwan TQN Ma’had Suryalaya, dalam menghadapi situasi ini hendaklah bersikap tenang, seperti lagunya Dewa 19 : “Hadapi dengan senyuman, semua yang terjadi biar terjadi. Hadapi dengan tenang jiwa, semua kan baik-baik saja”
Kita harus sadari bahwa yang kita hadapi ini adalah dunia maya, dan sekarang memang sudah zamannya medsos. Apalagi di tahun politik. Terlebih lagi Guru Agung kita telah berijitihad untuk mendukung salah satu calon Presiden RI ke 8. Ini implementasi dari ajaran agama dan negara yang melekat dalam ajaran kita, sebagai bentuk kepedulian terhadap persatuan, keutuhan, kemajuan dan kesejahteraan NKRI yang kita cintai bersama.
Nah dengan kondisi demikian sudah barang tentu pasti banyak yang ‘menggoreng’ sabda-sabda Pangersa Abah, terutama pihak-pihak yang berseberangan. Apa itu politik? Politik itu Perang! Perang apa? Perang pemikiran, perang gagasan, perang strategi, perang ekonomi, perang ajaran, perang budaya, perang sosial, perang intelektual, dll. Kata pangersa Abah, Islam itu harus berpolitik, namanya fiqh siyaasah.
Kalau tidak ada strategi maka tidak akan sampai ajaran Islam ini kepada kita sekarang. Oleh karena itu kita harus berpolitik, tapi ingat kita tidak boleh ber-Partai.Kenapa tidak ber-Par-tai? Sebab, politik dalam Islam itu ialah persatuan, tidak terberai-berai, mengutamakan ukhuwah, dan jika ada permasalahan maka jalan keluarnya adalah bermusyawarah. Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَا نْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَا عْفُ عَنْهُمْ وَا سْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَ مْرِ ۚ فَاِ ذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Artinya, “Maka berkat rohmat الله engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada الله.
Sungguh, الله mencintai orang yang bertawakal.”(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 159). Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَا عْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ وَا ذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَ لَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَ صْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖۤ اِخْوَا نًا ۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّا رِ فَاَ نْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Artinya, “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) الله, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat الله kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu الله mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu الله menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, الله menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 103).
Ikhwan wal akhwat,Kita yakin bahwa Abah itu Mursyid Kamil Mukammil, maka sudah pasti beliau itu Ahli dalam Ilmu, dan Ahli dalam Politik, serta Ahli dalam hikmah kebijaksanaan. Mari kita renungi sabda Tuan Syekh Abdul Qodir Al Jailani Qs. :
“Tidak layak bagi seorang guru yang hendak mengajarkan ilmunya kepada orang banyak sebelum menguasai kebijaksanaan tiga perkara; pertama: ilmu al-ulama (pengetahuan ukuran ulama), kedua: siyasat al-muluk (pengetahuan politik raja-raja), dan ketiga: hikmat al-hukama (hikmat kebijaksanaan para hukama)
Oleh karena itu, pernyataan pangersa Abah yang Viral menyebut Rocky Gerung urusan Alloh itu, sebetulnya bukan hanya Rocky Gerung yang disebut sebagai utusan الله oleh Abah, akan tetapi semua para Profesor. Sabda beliau, “Para Profesor itu Utusan الله untuk mentablighkan Ilmu الله kepada umat dengan bahasa kaumnya menurut keahliannya masing-masing berdasarkan Suroh Ibrohim ayat 4, Suroh Ali ‘Imron ayat 7, 19 dan 190”.
Kalau kita simak rekaman Video utuhnya, ada kata kunci yang disampaikan oleh pangersa Abah, yakni “Para Profesor itu utusan الله tapi bukan Nabi”. “Bukan Nabi”, ini kata kuncinya. Sedangkan kita tahu bahwa Rosululloh atau Utusan الله itu sudah pasti ia seorang Nabi, sementara Nabi belum tentu ia sebagai seorang Rosul.
Apa itu Nabi dan Rosul? Secara bahasa, Nabi berasal dari kata an naba’ (النبأ) yang artinya kabar. Sedangkan rosul berasal dari kata al irsal (الإرسال) yang artinya pengutusan. Secara istilah, Nabi adalah orang yang diberi wahyu oleh الله, sedangkan rasul adalah orang yang diutus oleh الله dengan membawa risalah (pesan) tertentu.
Nabi adalah seseorang yang mendapatkan wahyu dari الله SWT untuk dirinya sendiri, tidak berkewajiban baginya untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada orang lain, sebab Nabi menyampaikan ajaran agama yang telah dibawakan oleh para Rosul sebelumnya. Sementara itu, Rosul adalah seseorang yang mendapatkan wahyu dari الله SWT, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga harus disampaikan kepada umatnya. Maka dari itu, terdapat pernyataan bahwa, “Nabi itu belum tentu Rosul, sedangkan Rosul sudah pasti adalah seorang Nabi.” Nah, dalam sejarah agama Islam, Nabi dan Rosul terakhir yang diutus oleh الله SWT ialah Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, apabila setelah Nabi Muhammad SAW wafat, lalu ada seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang Nabi, maka ia adalah sesat dan merusak agama. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ وَلٰـكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَا تَمَ النَّبِيّٖنَ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمً
Artinya, “Muhammad itu bukanlah Bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan الله dan penutup para Nabi. Dan الله Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40).
Pertanyaannya adalah, setelah Abah menyatakan para Profesor itu urusan الله, apakah pangersa Abah tidak mengetahui tentang perkara Nabi dan Rosul ini? Sudah barang tentu, pasti beliau sangat mengetahui tentang perkara ini, karena parkara ini merupakan pokok dari ajaran agama Islam. Oleh karena itu pangersa Abah mengatakannya bahwa “Para Profesor (termasuk Rocky Gerung) itu Utusan الله, tetapi mereka bukan Nabi”.
Sekali lagi, “Bukan Nabi”, inilah kata kuncinya.Bukan Nabi! Itu artinya, yang dimaksud oleh pangersa Abah utusan الله itu bukanlah dalam pengertian istilah di dalam syari’at, dimana Rosululloh itu adalah Nabi, bukan, bukan itu yang dimaksud beliau. Yang dimaksud adalah, Utusan الله dalam pengertian bahasa (Terminologi), artinya Rosul itu ialah utusan dalam menyampaikan ilmu الله menurut bahasa kaumnya. Jadi yang disampaikannya bukanlah syariat baru, atau wahyu dari الله SWT., melainkan hanyalah utusan yang bahkan pangersa Abah menyamakan artinya dengan Kurir. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِذْ اَرْسَلْنَاۤ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَا لِثٍ فَقَا لُـوْۤا اِنَّاۤ اِلَيْكُمْ
Artinya, “(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”(QS. Ya-Sin 36: Ayat 14).
Dalam salah satu Tafsir, utusan yang dimaksud ialah utusan Nabi ‘Isa as. kepada penduduk negeri Inthokiyah. Itu artinya, Utusan itu bukanlah Nabi, tapi meraka hanyalah Duta dari Nabi Isa as. Inilah bagian dari ayat-ayat Mustasyaabihaat, yang hanya الله dan orang-orang berilmu secara mendalam yang mengetahui maknanya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
Artinya, “Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur’an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali الله dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur’an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.”(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 7).
Huruf waw dalam kalimah warroosikhuuna, dibaca dengan makna waw athof, yakni penghubung dari kalimah sebelumnya, sehingga berarti, “…padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali الله dan orang-orang yang ilmunya mendalam ….”Ikhwan wal akhwat,Sekali lagi sebetulnya pangersa Abah hanya ingin menegaskan bahwa para Profesor itu ialah Ahli Ilmu sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan mereka itu adalah saksi atau hujjah الله di muka bumi ini yang menyampaikan ilmu milik الله yang ada pada mereka dengan bahasa kaumnya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۙ وَا لْمَلٰٓئِكَةُ وَاُ ولُوا الْعِلْمِ قَآئِمًا بِۢا لْقِسْطِ ۗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Artinya, “الله menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 18).
Ikhwan wal akhwat, kita semua tahu bahwa pangersa Abah itu tergolong ke dalam ‘Ulama yang Rosikh (yang mendalam ilmunya). ‘Ulama Rosikh inilah yang dikategorikan Ulul Al Baab. Derajat dan kepekaan mereka dalam memahami ayat-ayat الله ini didapat dari dawamnya mereka dalam berdzikir kepada الله SWT. sehingga oleh karenanya mereka mendapatkan petunjuk dari الله SWT. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَا خْتِلَا فِ الَّيْلِ وَا لنَّهَا رِ لَاٰ يٰتٍ لِّاُولِى الْاَ لْبَا بِ
Artinya, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran الله) bagi orang yang berakal,”
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَا مًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَا طِلًا ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَا بَ النَّا رِ
Artinya, “(yaitu) orang-orang yang mengingat الله sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 190-191).
Ikhwan wal akhwat,Dalam suratnya pangersa Abah menyampaikan bahwa, “Para Profesor itu utusan الله untuk mentablighkan Ilmu الله kepada umat dengan bahasa kaumnya menurut keahliannya masing-masing berdasarkan Suroh Ibrohim ayat 4, Suroh ‘Ali ‘Imron ayat 7, 18, dan 190. Karena di dunia ini Dajjal sudah membabi buta, terutama di Indonesia menjelang pilpres 2024, maka tidak ada pilihan lain untuk Presiden RI ke 8 semua utusan الله tersebut wajib memilih Bapak Prof. Dr. Kh. Anis Rasyid Baswedan Al-Imam Al-Mahdi”. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا كَا نَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗۤ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًا
Artinya, “Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila الله dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai الله dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.”(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 36)
Wallohu a’lam bishshowab.
Semoga الله berkahi segalanya, semuanya, selamanya dengan berkah karomahnya pangersa Abah Aos, Hadlrotus Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra,Qs. Al Faatihah…
Wallohul muawaafiq ilaa aqwaamiththooriq, wassalamu’alaikum wrwb.