Oleh: KH Budi Rahman Hakim, MSW., PhD.
[Pembantu Khusus ABAH AOS/Alumnus McGill University School of Social Work, Montreal, Kanada]
Seorang yang terbuka aura, perangainya riang, pribadinya tenang-menenangkan dan senang-menyenangkan orang lain. Orang-orang betah berada di sekitarnya serta nyaman berlama-lama dengannya. Ia menjadi medan magnet yang menarik apapapun siapapun ke sekitarnya, untuk mengitarinya dan slalu dekat dengannya.
Pembuka aura kedua ialah riyadhoh mandi taubat. Di masa Syeikh Abdulloh Mubarrok bin Nur Muhammad riyadhoh [Abah Sepuh] mandi taubat sering disebut ‘mandi kamanusiaan’. Praktek pelaksanaanya, di masa itu, penuh perjuangan. Dilakukan setelah pukul 00.01 selama 40 malam setiap malamnya 40 x menceburkan diri ke kolam pemandian. Riwayat lain menyebutkan mesti 40 sumur dalam semalam selama 40 hari.
Setelah menceburkan ke kolam pemandian, Abah Sepuh mensyaratkan saat pengeringannya tidak boleh menggunakan handuk. Alami saja: tanpa sabun, sampo apalagi hairdryer. Begitu terasa dan tampak air mengering lalu mencebur lagi. Begitu berulang selama 40 x. Biasanya riyadhoh ini dipaketkan dengan riyadhoh melek, namanya, Jaya Sampurna. Fungsinya sama, membuka aura.
Di masa penerusnya, Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin [Abah Anom], praktek riyadhoh mandi taubat ‘diperingan’. Cukup dilaksakan sekali saja setelah pukul 00.01 sebelum pukul 03.00. Seperti mandi besar namun tetep tanpa peralatan mandi. Setelah air sejuk nan dingin menguyur sekejur tubuh dari kepala hingga ujung kaki, pengeringannya tanpa handuk. Ada bacaan khusus, utamanya saat air mengguyur bagian ubun-ubun.
Saat diri mencebur atau diguyur ‘air terbaik’ –seperti Sabda Hadrotus Syeikh Abah Aos, air terbaik itu setelah pukul 00.01 s.d sebelum pukul 03.00– maka niatkan dalam hati yang dibasuh, yang dibersihkan, bukan hanya kotoran yang menempel di tubuh tapi juga ruh. Luruhkan segala noda-noda pengotor ruh dengan air mandi taubat. Sirami dan bersihkan ruh dari amarah, dendam, rasa benci, iri, dengki dan semua yang sering mengganjal di hati.
Riyadhoh mandi kamanusiaan seperti ini masih dipraktekkan hingga saat ini. Banyak ikhwan Pecinta Kesuciaan Jiwa di masa sekarang, masa Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul [Abah Aos], yang menjalaninya. Namun pelaksanaanya telah diperbarui, antara lain, boleh disempurnakan kebersihan mandi taubar dengan dibantu peralatan mandi biasanya.
Bahkan di masa saat ini, riyadhoh mandi taubat sudah mengalami pembaruan makna dan praktek secara radikal. Guru Agung Pangersa Abah menyampaikan, hakekat mandi taubat adalah dzikir jahar. Semakin banyak dzikir jaharnya semakin terang cahaya dzikirnya [الذكر نور للموحّدين]. Semakin terang cahaya dzikirnya maka semakin terang dirinya dan jalan hidupnya.
Pada gilirannya, terang cahaya dzikir dalam dirinya menerangi orang-orang di sekitarnya. Menerangi jalan hidup mereka dan mereka pun merasa aman dan tenang bersamanya. Inilah hakekat aura. Aura berkah dan karomah dari Guru Aura, Guru Para Pecinta Kesucian Jiwa.
Salam Aura,