MENGIKUTI SUNNAH GURU

admin111
admin111
5 Min Read

Oleh : Hadrotus Syaikh Pangersa Abah Aos Ra Qs
(Disampaikan Pada Khdimat Ilmiah Manaqib di Masjid Nurul Asror tahun 2004)

Editor : Panji Al ‘Arsy

Tentang Sholat Lidaf’il bala

Sembilan puluh sembilan tahun lalu tepatnya tahun 1956, Pangersa Abah Sepuh melahirkan wasiat yaitu Tanbih. Didalam Tanbih dimuat salah satu ayat al-Qur’an surat an-Nahl ayat 112 yang telah dibaca dan akan selalu dibaca. Beberapa hari yang lalu datang seorang Ikhwan kepada saya menanyakan perihal Maklumat shalat Lidaf’il Bala dengan bacaan setelah Fatihah ayat Kursy 1 x, al-Ikhlas 1 x, al-Falaq 1 x dan an-Naas 1 x yang diteruskan dengan Khataman TQN Pondok Pesantren Suryalaya.

- Advertisement -

Kemudian IKhwan tadi bertanya, :”Apakah shalat lidaf’il bala itu ada pada zaman Nabi Muhammad?”. Lalu saya balik bertanya, :”Kalau sekarang memangnya zaman Nabi siapa?“. Mendengar pertanyaan itu Ikhwan tadi diam saja. Sekarang ini adalah zaman Nabi Muhammad Saw., sampai hari kiamatpun tidak akan ada Nabi selain Nabi Muhammad Saw. sebagaimana sabdanya :“Aku (nabi Muhammad Saw.) yang pertama kali diciptakan dan terakhir diutus ke bumi ini”. Tidak ada lagi Nabi selain Nabi Muhammad Saw. dan jangan dianggap bahwa Beliau sudah tidak ada. Harus bisa dirasakan kapan saja, dimana saja, Beliau selalu memantau kita. Yakinkan dalam dirimu ada Rasulullah Saw. Tetapi kadang-kadang kita suka tidak mengerti apa yang diucapkan.

 

CARA BERHADAPAN DENGAN RASULULLOH SAW

Ketika kita menunaikan sholat dan mengucapkan Assalamu’alaika saja, maka tidak ada sehelai atau selembar rambut pun yang menghalangi antara kita dengan Beliau. Siapa saja yang ingin sering bertemu dengan Nabi Muhammad Saw. harus sering shalatnya. Maka setelah masuk kedalam TQN Pondok Pesantren Suryalaya, tidak cukup hanya melaksanakan shalat fardhu yang 17 rakaat dengan rawatibnya yang sudah umum.

SIAPAKAH KHULAFAURROSYIDIN ?

Banyak shalat sunnat yang tida diketahui secara umum, bukan berarti Sholat itu tidak ada di zaman Nabi, justru sekarang ini zaman Nabi Muhammad Saw. Datang shalat Rajab 42 rakaat, ada yang mengatakan “ngaruntah” (sunda;Buang sampah). Datang lagi shalat Nisfu sya’ban 100 rakaat, dikatakan shalat sadis. Begitu datang shalat lidaf’il Bala, mereka mengatakan, “apakah ada pada zaman Nabinya?”. Ada yang mengatakan jumlah Nabi itu 124.000 nabi ditambah 313 Rosul. Berikut Nabi Muhammad Saw. pun kalau masuk kedalam mesjid mengucapkan salam kepadanya.

Catatan : Ketahuilah, Amalam apa saja yang tidak dilakukan oleh Nabi, tapi dilakukan oleh Khulafaurrosyidn maka itu adalah amalam Sunnah. Sebagaimana Sholat Tarawih yang dipraktekan oleh Nabi tapi diamalkan oleh Sayyidina Umar Bin Khotob, maka itu adalah sunnah, sebagaimana Sabda Nabi :

عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ بَعْدِي عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

Artinya : Dari al-‘Irbazh bin Saariyah dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Wajib atasmu berpegang dengan sunnahku dan sunnah khulafaurrasyidin yang terpetunjuk sesudahku. Maka peganglah kuat-kuat dengan gerahammu.”

Pangersa Abah Aos menjelaskan bahwa Khulafaurrosyidin tidak terbatas pada empat orang saja (Abu Bakar, Umar, Utsman, Dan Ali) tapi juga mencakup Syeikh Mursyid yang hidup di zaman ini.

 

KEUTAMAAN MAHABBAH KEPADA SYEIKH

Tanggal 20 Maret 2003 Pangersa Abah mengeluarkan Maklumat (nomor 01.PPS.III.2003) tentang pelaksanaan shalat sunnat Lidaf’il Bala. Kemudian belum beberapa lama ini kita mendengar terjadinya bencana Tsunami di Aceh. Oleh karena itu apapun yang datang dari Pangersa Abah terima saja. Memang banyak hal-hal yang aneh kalau kita membaca Manaqib syekh Abdul Qodir al-Jailani. Seperti unta yang bisa berbicara. Bukankah di dalam al-Qur’an ada surat al-Baqarah yang artinya sapi betina. Baca saja ceritanya!. Kemudian ada seorang Hindu yang meninggal dunia tetapi mayatnya tidak hangus dibakar, dilemparkan kelaut tidak tenggelam, dibuang ke sungai tidak hanyut. Kenapa karena dia sangat cinta (mahabbah) kepada syaekh Abdul Qodir Jailani qs. Ada seseorang yang datang kepada Nabi Muhammad Saw. menanyakan tentang kapan hari kiamat tiba? Kemudian Nabi balik bertanya : “Bekal apa saja yang akan engkau bawa?. Kemudian orang tersebut menjawab, “Saya tidak membawa bekal apa-apa, shalatpun yang biasa, puasa yang umum saja. Tetapi saya punya kebanggaan yaitu cinta Allah Swt. dan Rasul-Nya”. Setelah itu Nabipun bersabda : “Kalau begitu engkau selalu bersama siapa saja yang kamu cintai”.

Share This Article
Leave a comment