Oleh: K.H. Luqman Kamil Ash Shiddiq S.Pd.
(Wakil Talqin Pangersa ABAH AOS dari Cimahi)
Firman اللّٰه :
… مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُۥ وَلِيًّا مُّرْشِدًا
” … barangsiapa yang diberi petunjuk oleh اللّٰه , maka dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan-NYA maka engkau tidak akan mendapatkan Wali Mursyid (seorang penolong yang dapat memberi petunjuk jalan kepada-NYA)”.
(QS. Al-Kahfi/18 : Ayat 17)
Firman اللّٰه :
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَ أَنْتَ فِيهِمْ ۚ
Dan اللّٰه tidak akan mengazab mereka, selama engkau berada di antara mereka… (QS. Al-Anfal/8: Ayat 33)
Catatan :
انت : engkau
Kata engkau disini dimaksudkan kepada Rosul SAW dan juga berlaku bagi para penerus Rosul SAW yang Mursyid.
Dalam kitab Anwarul Qudsiyyah Al-‘Arif Billah Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya’roni ra. berkata:
Seorang murid yang sejati hendaknya berterima kasih kepada اللّٰه yang telah memberinya kesempatan berguru kepada seorang Syeikh Mursyid. Sebab jika seorang murid tidak menemukan seorang Syeikh Mursyid yang dapat membimbingnya ke dalam thoriqoh maka ia akan keluar dari dunia ini dalam keadaan berlumuran DOSA BESAR walaupun ia membawa pahala ibadah sepenuh manusia dan jin”.
Dosa besar apakah yang di maksud ? Hati lupa kepada اللّٰه . Hati lupa kepada اللّٰه adalah merupakan dosa besar.
Firman اللّٰه :
… وَلَا تَكُنْ مِّنَ الْغٰفِلِينَ
” … dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lupa hati (kepada اللّٰه ).” (QS. Al-A’rof/7: Ayat 205)
Syeikh Abi Yazid Al Busthomi ra berkata:
طلب الشيخ فی الطريق وجب علی كل مريد ولو كان من اكابر العلماء .
Mencari Syeikh Mursyid untuk jalan menuju اللّٰه adalah wajib bagi setiap murid walaupun sudah duduk menjadi pembesarnya ‘Ulama.
Dalam kitab Miftahush shudur pasal ke 4 dijelaskan:
فَاعْلَمْ أَنَّ كُلَّ مَنْ لَمْ يَتَّخِذْ لَهُ شَيْخًا يُرْشِدُهُ إِلَى الخُرُوجِ عَنْ هَذِهِ الصِّفَاتِ فَهُوَ عَاصٍ لِلهِ وَلِرَسُولِهِ لأَنَّهُ لاَ يَهْتَدِي لِطَرِيقِ العِلاَجِ وَلَوْ تَكَلَّفَ لاَ يَنْفَعُ بِغَيْرِ شَيْخٍ وَلَوْ حَفِظَ أَلْفَ كِتَابٍ
“Maka ketahuilah, sesungguhnya setiap orang yang tidak memiliki guru Mursyid untuk mengeluarkan sifat yang jelek (dari dalam dirinya) maka orang tersebut telah bermaksiat/berdosa kepada اللّٰه dan Rosul-Nya sebab dia tidak akan mendapat petunjuk bagaimana cara untuk menyembuhkan penyakit hati (bathin) walaupun sudah menjadi ahli riyadhoh tidak akan memberi manfaat tanpa bimbingan Guru Mursyid walaupun orang tersebut sudah hafal 1000 kitab diotaknya “.
وَقَالَ الشَّعْرَانِي فِي الأَنْوَارِ القُدْسِيَّةِ :
قَدْ أَجْمَعَ أَهْلُ الطُّرُقِ عَلَى وُجُوبِ اِتَّخَاذِ الإِنْسَانِ شَيْخًا يُرْشِدُهُ إِلَى زَوَالِ تِلْكَ الصِّفَاتِ الَّتي تَمْنَعُهُ مِنْ حَضْرَةِ اللهِ تَعَالَى بِقَلْبِهِ لِتَصِحَّ صَلاَتُهُ مِنْ بَابِ مَا لاَ يَتِمُّ الوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ
Syeikh Asy-Sya’roni menjelaskan dalam kitab Anwarul Qudsiyyah : “Telah sepakat para ‘ulama ahli thoriqoh akan wajibnya semua manusia mengambil seorang guru Mursyid yang bisa menunjukan kepadanya cara menghilangkan penyakit-penyakit hati yang akan menghalangi hatinya dekat dengan hadrot اللّٰه SWT, agar hubungannya dengan اللّٰه menjadi benar. Hal ini termasuk kepada qoidah usul fiqih: Tidak sempurna hal yang wajib kecuali dengan sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya juga menjadi wajib.”
وَلاَ شَكَّ أنَّ عِلاَجَ أَمْرَاضِ البَاطِنِ كُلَّهُ وَاجِبٌ كَمَا تَشْهَدْ بِهِ الآيَاتُ وَالأَحَادِيثُ .
“Tidak diragukan lagi bahwa penyembuhan seluruh penyakit bathin adalah wajib, sebagaimana yang didukung oleh ayat-ayat (Al Qur’an) dan hadits-hadits.”
Firman اللّٰه :
وَذَرُوا ظٰهِرَ الْإِثْمِ وَبَاطِنَهُۥٓ ۚ …
” Dan tinggalkanlah dosa yang terlihat (zhohir) dan dosa yang tersembunyi (bathin)…” [QS. Al-An’am/6 : Ayat 120]