Oleh: Dr. K.H. Akbar Mardani
(Wakil Talqin Pangersa ABAH AOS dari Bogor)
Kalau kita bisa mencintai orang yang benar maka itu adalah sebuah anugerah. Adalah anugerah yang lebih besar manakala orang yang benar mencintai kita. Bertemunya dua cinta yang saling berbalas menjadi satu kesatuan cinta adalah kenikmatan dan kebahagiaan yang luar biasa. Itu baru kita bicara tentang cinta antar makhluk. Maka bagaimana dengan kenikmatan dan kebahagiaan dari cinta antara kita dengan الله Sang Pencipta?
Kalau ada cinta di hati kita kepada الله, sungguh itu sudah cukup untuk menghapus sedih derita yang harus kita alami dalam menjalani hidup. Bagaimana akan menderita sementara semuanya adalah dibaca dan dipahami sebagai wujud cinta? Lalu bagaimana dengan jika الله yang mencintai kita? Sungguh itu adalah puncak kenikmatan, di mana kita selalu merasa damai dan aman karena bersama dengan الله Yang dicinta dan mencinta.
Apakah kita termasuk yang dicinta الله? Cobalah kita teliti kehidupan kita apakah kita temukan tanda-tanda kita dicintai الله.
Dalam banyak haditsnya, Rosululloh menyampaikan banyak tanda-tanda orang yang dicintai الله. Di antaranya adalah bahwa orang itu dicintai dan diterima kehadirannya oleh kebanyakan manusia dengan cinta dan penerimaan yang tulus.
Hadits shohih riwayat Imam Bukhori menjelaskan bahwa jika الله mencintai seseorang maka Malaikat Jibril beserta semua penduduk langit dan bumi mencintainya. Perhatikan betapa para nabi dan utusan, sahabat dan ulama selalu saja dikenang dan didoakan sampai kini.
Tanda yang lainnya adalah bahwa pilihan gaya hidup orang itu senantiasa sesuai dengan gaya hidup yang dipilih dan dijalani Rosululloh. Orang yang dicintai Alloh senantiasa mengikuti sunnah Rosululloh. Yang paling esensial dari sunnah Nabi adalah kehendak diri untuk melihat orang lain bahagia, senang membantu dan menghibur, tak mau menjadi beban yang membuat orang lain menjadi lebih susah sedih menderita. Ada banyak ayat al-Qur’an berbicara tentang karakter ini.
Tanda berikutnya adalah bahwa orang yang dicintai الله itu senang melakukan kebaikan-kebaikan, apapun bentuknya dari hal-hal yang berhukum sunnah atau dianjurkan. Senang sholat sunnat, mengaji dan berkumpul orang sholih, berderma demi bahagianya orang lain. Hidupnya tak pernah sepi dari nilai-nilai kebaikan, dia enggan jika ada waktu terlewatkan sia-sia tanpa nilai.
Tanda lainnya adalah bahwa orang yang dicinta الله itu diberi ujian dan cobaan dalam hidupnya. Dihadirkan dalam hidupnya musibah. Namun semua itu bukan untuk membuatnya hancur dan menderita, melainkan sebagai obat pahit yang akan menjadikan hidupnya lebih kuat dan bahagia. Ada yang ujiannya adalah sakit badan, ada pula yang sakit hati, atau sakit ekonomi. Bisa jadi ujiannya adalah dalam bentuk yang lainnya. Selama sampai saat ini kita terus istiqomah dalam tauhid dan ibadah, yakinlah semua musibah itu adalah musibah tanda cinta.
Madrosah + Roudloh Wa Abkaaro, TGK Tanahsareal Kota Bogor
Kamis, 25 Agustus 2022