TANDA SEORANG WUSHUL / MA’RIFAT KEPADA ALLOH SWT

admin111
admin111
3 Min Read

Oleh: K.H. Luqman Kamil Ashiddiq, S.Pd.I.
(Wakil Talqin Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul dari Cimahi)

Tinggi rendahnya maqom spiritual hanya kita sendiri yang dapat merasakan. Bagaimana orang lain bisa tahu jika diri kita sendiri tidak menyadarinya? Meskipun maqom spiritual dapat dirasakan oleh diri sendiri, orang lain pun bisa merasakannya melalui refleksi dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu cara mendeteksi sejauh mana perjalanan kita dalam mengamalkan dzikir adalah dengan melihat diagram latifah yang tujuh.

Seseorang pernah bertanya:
“Abah, adakah tanda-tanda seseorang telah sampai kepada اللَّه (Wasil ilā اللَّه / Ma’rifatullah)?”

- Advertisement -

Jawaban:
Seorang Wasil adalah seorang Dzaakir-اللَّه, yaitu seseorang yang kekal dan langgeng dalam berdzikir kepada اللَّه.

Tanda-tanda seseorang telah mencapai Wasil (sampai kepada اللَّه / Ma’rifatullah) adalah:

9 Pilar Peradaban Dunia ada dalam dirinya, menjelma, menjiwai, dan merasuk menjadi akhlak dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Terhadap orang-orang yang lebih tinggi daripada kita, baik dhohir maupun batin, harus kita hormati
2. Terhadap sesama yang sederajat dengan kita dalam segala-galanya jangan sampai terjadi persengketaan
3. Terhadap orang yang keadaanya dibawah kita jangan menghinakanya atau berbuat tidak senonoh bersifat angkuh
4. Terhadap fakir miskin harus kasih sayang, ramah tamah, serta bermanis budi
5. Jangan benci kepada ulama yang sezaman
6. Jangan menyalahkan ajaran orang lain
7. Jangan memeriksa murid orang lain
8. Mesti punya pendirian ketika diganggu orang lain
9. Harus menyayangi orang yang membencimu

Jadi, Wasil itu sesuatu yang konkret dalam keabstrakannya dan abstrak dalam kekonkritannya.


Hadis Rasulullah ﷺ

Rasulullah ﷺ bersabda:

خير النَّاس ذو القلب المَخْمُوم واللِّسان الصَّادق

“Sebaik-baik manusia adalah orang yang memiliki hati yang makhmum dan lisan yang jujur.”

Para sahabat bertanya:
“Lisan yang jujur kami pahami, lalu apa yang dimaksud dengan hati yang makhmum?”

Baginda Nabi ﷺ menjawab:
“Orang yang memiliki hati bersih dan bertakwa, tidak ada dosa, tidak berbuat zalim, serta tidak ada kebencian dan hasad (dengki) terhadap sesama.” [Shahih al-Jami’, 3201]


Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” [HR. Thabrani]

Ditukil dari kitab KANZUL ‘ARSY
( 111 Sabda Peradaban Dunia Hadrotis Syeikh Abah Aos )
Karya PemSus Syeikh Mursyid Abah Jagat Al Kholish

Share This Article
Leave a comment