Oleh: K.H. Luqman Kamil Ashiddiq, S.Pd.I.
(Wakil Talqin Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul dari Cimahi)
Tinggi rendahnya maqom spiritual hanya kita sendiri yang dapat merasakan. Bagaimana orang lain bisa tahu jika diri kita sendiri tidak menyadarinya? Meskipun maqom spiritual dapat dirasakan oleh diri sendiri, orang lain pun bisa merasakannya melalui refleksi dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu cara mendeteksi sejauh mana perjalanan kita dalam mengamalkan dzikir adalah dengan melihat diagram latifah yang tujuh.
Seseorang pernah bertanya:
“Abah, adakah tanda-tanda seseorang telah sampai kepada اللَّه (Wasil ilā اللَّه / Ma’rifatullah)?”
Jawaban:
Seorang Wasil adalah seorang Dzaakir-اللَّه, yaitu seseorang yang kekal dan langgeng dalam berdzikir kepada اللَّه.
Tanda-tanda seseorang telah mencapai Wasil (sampai kepada اللَّه / Ma’rifatullah) adalah:
9 Pilar Peradaban Dunia ada dalam dirinya, menjelma, menjiwai, dan merasuk menjadi akhlak dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
7. Jangan memeriksa murid orang lain
Jadi, Wasil itu sesuatu yang konkret dalam keabstrakannya dan abstrak dalam kekonkritannya.
Hadis Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda:
خير النَّاس ذو القلب المَخْمُوم واللِّسان الصَّادق
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang memiliki hati yang makhmum dan lisan yang jujur.”
Para sahabat bertanya:
“Lisan yang jujur kami pahami, lalu apa yang dimaksud dengan hati yang makhmum?”
Baginda Nabi ﷺ menjawab:
“Orang yang memiliki hati bersih dan bertakwa, tidak ada dosa, tidak berbuat zalim, serta tidak ada kebencian dan hasad (dengki) terhadap sesama.” [Shahih al-Jami’, 3201]
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” [HR. Thabrani]
Ditukil dari kitab KANZUL ‘ARSY
( 111 Sabda Peradaban Dunia Hadrotis Syeikh Abah Aos )
Karya PemSus Syeikh Mursyid Abah Jagat Al Kholish