Oleh: K.H. Muhammad Aang Rahmat Setiarasa
(Wakil Talqin Pangersa ABAH AOS dari Bandung)
لٰهِي أَنْتَ مَقْصُوْدِيْ وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِي أَعْطِنِي مَحَبَّتَكَ وَمَعْرِفَتَكَ واعطني معك ابدا
“Yaa Tuhanku… Engkaulah yang aku maksud dan ridho Mu lah yang aku cari. Berikanlah aku Mahabbah dan Marifat kepada mu dan bersamakanlah aku dengan-Mu selamanya”
Kalimat diatas adalah munajat yang selalu dibaca oleh seluruh silsilah dan seluruh ikhwan TQN PPS dan makna inti dari munajat tersebut adalah keikhlasan dalam setiap ibadah dan kehidupan bahwa yang menjadi tujuan utama ibadah dan hidup adalah :
– الله
-Ridho الله
-Mahabbah kepada الله
-Ma’rifat kepada الله
Selain itu bukan tujuan, tapi hanya godaan ujian atau wasilah. Inti ibadah dan hidup adalah Dzikir. Tanpa Dzikir ibadah kosong tak sampai kepada الله, tidak menghasilkan ridho الله, tidak mengandung mahabbah & ma’rifat Tanpa dzikir hidup ini dilaknat jauh dari الله, jauh dari Ridho Nya, jauh dari mahabbah & ma’rifat. Ridho Alloh disimpan pada Dzikir. Bukti mahabbah adalah Dzikir. Praktek ma’rifat adalah Dzikir. Tanpa dzikir tidak ada ridho الله. Tanpa dzikir mahabbah adalah bohong. Tanpa dzikir ma’rifat pun cuma teori.
Maka inti dari munajat diatas adalah dzikir Dan munajat itu kita baca setiap kita hendak berdzikir jahar & khofi. Dzikir adalah nikmat paling utama, Dzikir adalah karomah teragung.
Hadrotusyaikh Pangersa Abah sering menyampaikan :
“Dzikir adalah karomah teragung. Tidak ada karomah yang lebih agung dari pada dzikir. Selain dzikir adalah karomah murahan.”
Seperti : bisa terbang, napak sancang, menghilang, menghidupkan yang mati, dll..
kata Pangersa Abah, itu karomah murahan. Bahkan bisa jadi itu bukan karomah…Jika ada sesuatu keajaiban ketika berdzikir, seperti melihat jin, surga, malaikat, bidadari, itu bukan tujuan tetap dzikir yang menjadi tujuan. melihat jin, surga, malaikat, bidadari, melihat kerajaan langit itu tidak berpahala, yang bernilai adalah dzikir kepada Alloh. Lebih baik bertemu dengan Syaikh Mursyid yang sudah jelas menjadi ibadah dan menjadi kifarat dosa dari pada melihat jin, surga, malaikat, bidadari.
Jika seseorang dawam berdzikir bertahun tahun berarti ia telah meraih karomah teragung selama bertahun-tahun, walau pun ia tidak pernah menemukan keajaiban. Karena tujuan inti dari dzikir adalah dzikir itu sendiri. Jangan pernah bangga jika kita bisa sesuatu dan menemukan sesuatu ketika dzikir. Itu jebakan…
Ingat !
Alloh tidak memberikan kenikmatan yang teragung selain dzikrullooh. Jangan ingin yang aneh aneh dari dzikir , cukup jadi orang biasa saja tapi punya hati dan lisan yg bisa berdzikir.
Kata Pangersa Abah :
“Jika melihat / mendengar sesuatu yang tidak bisa dilihat /didengar orang lain ketika berdzikir, jangan dilihat dan jangan didengar… Terus saja berdzikir.“
Hanya ingin merasa melihat hadirnya Syaikh Mursyid saja, itu sudah lebih dari cukup.
JANGAN BERKATA :
TIDAK ADA KEMAJUAN DARI DZIKIR HANYA KARENA TIDAK MENEMUKAN SESUATU HASIL DARI DZIKIR. DZIKIR ITU LAH SESUATU YANG DICARI DAN SUDAH KITA RAIH…. YANG DIKATAKAN OLEH PANGERSA ABAH “5 KEMENANGAN” ADALAH DZIKIR. MAU APALAGI ??
Orang yang merasa sudah ada kemajuan dari dzikir, hanya lantaran menemukan keajaiban, itu bukan maju… tapi tertipu dan ia mengaku maju.
Padahal mutiara yang dicari itu dzikir.
Kata Abah :
Kalo ada yang lebih dari dzikir, Abah akan keluar dari tqn.