Pernah mendengar langsung dari lisan suci Syeikh Mursyid saya , Sayyidi Syeikh Muhyiddin Abah Aos Al Quthbu Ash-Shomadani Al Mahdi ra qsn pada acara manaqib SAQ al-Jaelani dipesantren As Suyutiyah , Pelabuhan Ratu-Sukabumi , beliau dawuh :
“Tidak akan ada wirid dikolong langit ini yang melebihi wirid khotaman . Mau apa ? Tidak mau apa ? semuanya sudah ada dalam wirid khotaman , tinggal maunya”.
Dalam kitab Khozintu al-Asror halaman 188 khotaman sudah dikenal dan diamalkan sejak zaman Sayyiduna Ja’far Shodiq bin Muhammad Baqir bin ‘Ali Zainal Abidin bin Husain bin ‘Ali bin Abu Tholib ( lahir di Madinah , 17 Robiul Awwal 83 H – Wafat 25 Syawal 148 H ) .
Diamalkan juga oleh Syeikh Abu Yazid Al-Busthomi , sufi abad III Hijriyah berkebangsaan Persia ( lahir tahun 188 H ).
Diamalkan juga oleh Abu Hasan al-Khorqoni bin Jaʻfar bin Salman al-Khorqoni ( lahir tahun 352 H ) dari Persia ( sekarang disebut Iran ).
Khotaman yang mereka amalkan tentu berbeda dengan Khotaman TQN PP Suryalaya tetapi esensinya sama , sebagai wasilah bermohon kepada ALLOH SWT agar dikabul segala hajat dan terhindar dari segala balaa.
Pentingnya Wirid Khotaman
Berkata Syeikh Amin Al Kurdi ra :
وهو اَعْظَمُ رُكْنٌ وَاَفْضَلُ وِرْدٌ مَخْصُوْصٍ بِالطُرُوْقِ النَقْسَبَنْدِ يَةِ بَعْدَ اِسْمُ الذَاتِ وَكَلِمَةِ النَفِي وَالاِ ثْبَات .
Khotaman itu adalah rukun yang agung dan paling utama , wirid yang istimewa ( khusus ) dalam thoriqah Naqsyabandiyyah , setelah Ismu Dzat dan kalimat Nafi Itsbat.
( Tanwirul Qulub hal.520 )
Syeikh Mursyid saya , Sayyidi Syeikh Muhyiddin Abah Aos Al Quthbu Ash-Shomadani Al Mahdi ra qs mengutip ucapan Syeikh Amin Al Kurdi ra :
القَلْبُ كَالْقَنْدِيْلِ وَالْمُوَاظَبَۃُ عَلَی الذِّكْرِ كَوَضْعِ الزَّيْتِ فِيْهِ وَحُضُوْرِ الْخَتْمِ كَاِشْعَالِهِ بِالْكِبْرِيْتِ وَلاَبُدَّ لِطَالِبِ النُّوْرِ مِنَ الزَّيْتِ وَالْكِبْرِيْتِ جَمِيْعًا .
Hati itu seperti lampu petromak , menekuni dzikir seperti mengisikan minyak kedalamnya sedangkan menghadiri/mengikuti wirid khotaman itu seperti menyalakannya dengan korek api . Maka tidak boleh tidak , bagi siapa saja yang ingin terang bercahaya ( hatinya ) mesti ada semua komponen yang diperlukan.
( Nuqthoh No.3 tahun 4 / 20 April 2005 hal.10 – 11 rubrik SM Menjawab )
Semua yang diperlukan sudah tersedia , tinggal kita mau melakukan atau tidak ?
Selanjutnya terserah anda.
اِنَّ الْاِنْقِطَاعَ عَنِ الْخَتْمِ يُوءَخِّرُ سَيْرِ الْمُرِيْدِ وَاِنْ كَانَ يَذْكُرُ كَثِيْرًا .
Sesungguhnya memutuskan diri ( baca : sengaja berhenti mengamalkan ) khotaman berarti mengakhiri perjalanan ( suluk ) simurid , walaupun dzikirnya banyak.
( Nuqthoh No.3 tahun 4 / 20 April 2005 hal.10 – 11 rubrik SM Menjawab )
Melaksanakan wirid khotaman sama pentingnya dengan mengamalkan dzikir jahar yang ada khofinya karena keduanya saling menguatkan.
وقد اتفق الا مام عبد الخالق الغجدوانی ومن بعده الی ( شاه نقشبند ) علی
اَنَّ مَنْ قَرَاءَ الْخَتْمُ الْاَنِي بِاَنَّهُ قَضِيَةْ لَهُ الْحَجَاتِ وَحَصَلَتْ لَهُ الْمُرَادَاتِ وَدَفِعَتْ عَنْهُ الْبَلِيَاتِ وَرَفِعَتْ لَهُ الذَرَاجَتِ وَظَهِرَاتْ لَهُ التَجْلِيَات.
ثُمَّ بَعْدَ قِرَاءَةِ الْخَتْمِ يَطْلُبُ مَقْصُوْدَهُ وَيَسْئَالْ حَاجَتَهُ فَاءِنَهَا تَقْدِي بِاءِدْنِ اللهِ .
Telah menyepakati Imam Abdul Kholiq al Ghazduwani dan ahli sufi setelahnya pada jalur Naqsyabandi bahwa:
Sesungguhnya barangsiapa yang membaca khotamanku maka dengan khotaman itu akan dikabul segala hajatnya , dihasilkan apa yang dimaksud, ditolak dari segala balaa, diangkat derajatnya dan akan muncul padanya keistimewaan.
Kemudian setelah membaca khotaman sampaikanlah segala maksud dan mintalah segala tujuan baik , karena sesungguhnya akan di kabulkan dengan izin Alloh.
( Tanwirul Qulub hal. 520 )
Waktu Mengamalkan Wirid Khotaman
Waktu amaliyah wirid khotaman yang rutin dilaksanakan dilingkungan ikhwan TQN PP Suryalaya-Sirnarasa yaitu :
1 . Setiap hari setelah dzikir harian sholat Maghrib dan setelah sholat Lidaf’il Bala Isya.
2 . Setelah sholat Asar pada hari Senin dan Kamis.
sebagaimana keterangan berikut ini :
وَيَعْمَلُونَ بِهَا كُلُّ يَوْمِ مَرَةً اَوْ مَرَتَيْنِ صَبَاحًا وَمَسَاءً اَوْ ذَبِرُ كُلُّ المَكْتُوبَاتِ الخَمِسْ .
Dan agar di amalkan setiap hari satu atau dua kali, pagi-pagi dan sore hari atau setiap selesai melaksanakan sholat wajib yang lima waktu.
( Khozinatu al-Asror hal.188 )
Persyaratan lain yang harus dipenuhi dalam mengamalkan wirid khotaman adalah sebagai berikut :
1 . Telah mendapat talqin dzikir terlebih dahulu dari Syeikh Mursyid. Karena dengan talqin dzikir tersebut seluruh paket amaliyah Mursyid termasuk wirid khotaman didalamnya sudah mendapat legalitas dari Syeikh Mursyid.
2 . Dalam keadaan memiliki wudhu.
3 . Dari awal mengucapkan , ilaa hadrotin Nabiyyil Mustofa Muhammadin SAW … … … sampai terakhir mengucapkan yaa Lathif yaa Lathif , matanya mesti dipejamkan , dzikir khofi terus diaktifkan.
( Bagi yang belum hafal , boleh dibaca sambil buka mata tapi tetap harus terus belajar menghafalkan sampai hafal didalam kepala )
Semoga bermanfaat.
Salam Ikroman Wa Ta’zhiman Wa Mahabbatan,
LUQMAN KAMIL ASH SHIDDIQ
القَلْبُ كَالْقَنْدِيْلِ وَالْمُوَاظَبَۃُ عَلَی الذِّكْرِ كَوَضْعِ الزَّيْتِ فِيْهِ وَحُضُوْرِ الْخَتْمِ كَاِشْعَالِهِ بِالْكِبْرِيْتِ وَلاَبُدَّ لِطَالِبِ النُّوْرِ مِنَ الزَّيْتِ وَالْكِبْرِيْتِ جَمِيْعًا
keterangan ini dari kitab apa sumber aslinya ajengan agar semakin mantap jika tahu sumber asli kitabnya
Haturu Nuhun Ajengan atas tambahan Ilmunya…..